Kupang (ANTARA Sulsel) - Perusahaan Listrik Negara Wilayah Nusa Tenggara Timur mendatangkan satu unit mesin pembangkit berdaya sembilan Mega Watt (MW) sebagai tambahan dalam mengatasi defisit listrik yang tengah dialami wilayah seribu pulau itu.
General Manager PT PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur Richard Safkaur mengatakan, manajemen memutuskan mendatangkan satu unit mesin pembangkit itu untuk mengatasi defisit listrik di Sistem Kupang sebagai akibat dari terganggunya mesin pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Bolok.
"Mesin sewa itu sudah dalam perjalanan dari Surabaya menggunakan kapal laut. Diharap bisa segera tiba di Kupang," katanya, melalui Bagian Humas Paul Bolla, kepada Antara di Kupang, Rabu.
Disebutkannya, dengan tambahan mesin sewa itu, maka di Sistem Kupang telah terinetgrasi daya total 17 MW. Sebelumnya sebanyak delapan MW sudah terpasang masuk Sistem Kupang sejak 23 Desember 2015.
Dia menyebutkan, kapal diperkirakan tiba di Pelabuhan Tanjung Lontar Tenau Kota Kupang, 13 Februari mendatang. "Pekerjaan instalasi membutuhkan waktu sekitar 10 hari yang akan ditempatkan di komplek PLTU Bolok," katanya.
PLN NTT menjamin, jika PLTU Unit 1 sudah pulih dan tambahan mesin sewa sebesar 9 MW sudah selesai diinstal dan masuk sistem, maka daya mampu akan bertambah cukup untuk Sistem Kupang.
Kelistrikan Sistem Kupang dalam seminggu terakhir mengalami defisit cukup besar, sehingga terjadi pemadaman bergilir. PLTU Bolok Unit 1 mengalami gangguan secara tiba-tiba, sehingga keluar dari sistem operasi pada Kamis (4/2) sekitar pukul 19.00 Wita.
Dia menjelaskan, sebelum terjadi gangguan PLTU Bolok, neraca daya sistem Kupang memiliki daya mampu sebesar 51,75 Mega Watt (MW), dengan beban puncak pada malam hari sebesar 54,09 MW, atau ada defisit atau padam pada malam hari sebesar hanya 2,34 MW.
Sedangkan pada siang tidak terjadi pemadaman karena beban puncak siang sebesar 47,52 MW. Jika kondisi Kota Kupang suhunya panas, maka terjadi kenaikan beban puncak pada malam hari menjadi 57,90 MW, atau jumlah padam bertambah sebesar 6,15 MW. Sementara pada siang hari meski ada kenaikan pemakaian menjadi 51,52 MW, masih cukup untuk dilayani.
Dalam kondisi tersebut, kata Paul, PT PLN Wilayah NTT secara kelembagaan menyampaikan permohonan maaf atas kondisi defisit ini, yang telah berakibat kepada tidak terhindarkannya pemadaman bergilir.
"PLN memohon pengertian dari masyarakat atas kejadian ini dan tim teknik akan bekerja keras untuk melakukan pemulihan," katanya.
Dikatakannya, upaya pemulihan Sistem Kupang baru bisa dikerjakan pada Minggu (7/2) siang dan dilakukan secara maraton hingga Senin (8/2) 03.00 Wita, setelah temperatur mesin cukup dingin.
Menurut dia, hasil investigasi tim teknik menemukan adanya cacat pada komponen "Trust Bearing" PLTU Unit 1, akibat terjadi gesekan dengan poros turbin (Turbine Shaft).
Untuk pekerjaan perbaikan komponen yang menyebabkan PLTU tidak beroperasi diperkirakan akan membutuhkan waktu sekitar satu minggu.
Berita Terkait
Polisi tetapkan satu WNA dan enam WNI asal Sultra tersangka penyelundupan manusia
Jumat, 10 Mei 2024 17:25 Wib
Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT erupsi dua kali pada Jumat dini hari
Jumat, 10 Mei 2024 8:19 Wib
BMKG : Gempa magnitudo 5,0 di Alor NTT tidak berpotensi tsunami
Selasa, 16 April 2024 12:33 Wib
1.076 penumpang dari NTT tiba di Pelabuhan Makassar pada H+5 Lebaran
Selasa, 16 April 2024 6:13 Wib
Kemenkumham Sulsel dan Kakanwil NTT bahas kolektif kolegial
Selasa, 2 April 2024 21:18 Wib
Perjalanan mengantar Derfi pulang ke Desa Bakuin NTT
Rabu, 27 Maret 2024 14:35 Wib
AP I : Bandara El Tari buka rute penerbangan baru Kupang-Makassar PP
Jumat, 22 Maret 2024 11:44 Wib
BMKG imbau masyarakat tidak panik dengan gempa susulan di Kabupaten Malaka NTT
Selasa, 27 Februari 2024 17:53 Wib