Dengan pengalaman ini, lanjut dia, di Bandarlampung, Selasa dini hari, maka akan bertambah ilmu yang didapat baik di bidang tanggap darut atau lainnya.
Tanggap darurat bukan hanya saat melakukan evakuasi saja, tetapi di dapur umum juga merupakan tanggap darurat bagaimana cara menenangkan para pengungsi, seperti tentang banyaknya isu hoax tentang tsunami yang akan terjadi. "Saya bukan hanya kali ini, tetapi sudah sering menjadi relawan jadi sudah sangat paham sekali tentang karakter para pengungsi," ujar Esti.
Ia mengatakan, walaupun malam pergantian tahun bersama dengan kawan-kawan relawan lainnya di pengungsian korban tsunami, tetapi tidak kalah bahagiannya, bisa bercanda, tawa sambil menghibur para pengungsi yang ada di lokasi.
Karena kebersamaan di posko merupakan kebersamaan yang tidak bisa ditukar oleh apapun. Bahkan dengan materi sekalipun. "Karena ini bentuk kemanusiaan jadi tidak apa, tidak kumpul dengan keluarga," katanya.
Esti mengharapkan, pada tahun 2019 ini bencana segera berakhir, dan para pengungsi bisa kembali ke rumahnya masing-masing dengan suka cita dan keamanan serta nyaman. Karena bila sudah aman maka masyarakat sudah bisa beraktivitasitas seperti biasanya.