Aksi kekerasan semacam itu jarang terjadi di China, tetapi telah ada serangkaian serangan pisau dan kapak dalam beberapa tahun terakhir yang sebagian besar menargetkan anak-anak.
China Central Television melaporkan bahwa pada Januari 2017, Qin Pengan, menikam anak-anak dengan menggunakan pisau sayur untuk membalas dendam atas nasib yang tidak sesuai dengan keinginannya dan setelah berselisih dengan tetangganya.
Tidak ada anak yang meninggal akibat luka dari serangan tersebut.
Pengadilan di Kota Pingxiang, Provinsi Guangxi, memvonis mati Qin dan mengeksekusinya pada Jumat setelah disetujui Mahkamah Agung China.
Meskipun telah ada upaya untuk mengurangi jumlah hukuman mati setiap tahunnya, China masih menjatuhkan hukuman mati pada beberapa orang lebih banyak dibandingkan negara lain, demikian perkiraan sejumlah kelompok HAM.
Hakim Mahkamah Agung pada Desember membuat pembelaan yang jarang terjadi atas hukuman mati, bahwa China tidak dapat menghapus suatu sistem karena khawatir memicu kemarahan publik yang mendukung pelaksanaan hukuman mati.
Sumber: Reuters
Penyunting: Azizah Fitriyanti/M. Irfan Ilmie