Makassar (ANTARA) - Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Sulawesi Selatan turut andil dalam mewujudkan pemilihan umum (pemilu) bersih pada pesta demokrasi 17 April mendatang, melalui 40 relawan yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Sulsel yang mengkampanyekan Pemilu bersih.
"Bersih dalam artian bersih dari money politic (politik uang) dan pelanggaran-pelanggaran pemilu untuk mencapai pemilu yang berkualitas dan bermartabat," ungkap Direktur Implementasi Program LSKP, Salma Tadjang, Kamis.
Untuk mencapai tujuan tersebut, relawan kampanye bersih dibentuk. Mereka mengawal jalannya pemilu berkualitas dengan terjun langsung ke masyarakat, menyosialisasikan pemilu yang baik dan benar serta mengajak masyarakat tidak golput.
Sebagai salah satu strategi, LSKP membentuk relawan yang telah memiliki panggung di masyarakat. Berpengaruh dalam bidang gerakan masyarakat sipil, yang dalam rutinitasnya kerap menjadi narasumber, moderator hingga fasilitator.
"Kita juga banyak dosen jadi relawan. Sehingga saat berada di panggungnya masing-masing, mereka selalu menyosialisasikan bagaiman cara mewujudkan pemilu bersih," katanya.
Pentingnya kampanye politik uang karena hal ini dianggap berdampak buruk terhadap kebijakan-kebijakan dan pemimpin-pemimpin yang akan terpilih untuk lima tahun mendatang.
Selain itu, juga mengajak masyarakat agar berbondong-bondong ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya (tidak golput) pada 17 April mendatang.
"Karena jika golput, maka secara tidak langsung akan mempersilahkan orang yang sepantasnya tidak berada di parlemen bisa ada di sana," tandas Salma sapaannya.
Sistem konversi suara yang berlaku di Indonesia akan merujuk pada suara terbanyak, sehingga jika golput, maka tetap akan berdampak pada hasil akhir. Sementara jika terjaring dalam politik uang, maka orientasi kepemimpinan di Indonesia berdasarkan pada mereka kaum berduit, bukan lagi kepada sosok yang memiliki kualitas memimpin dan pro terhadap rakyat, khususnya kaum marginal.
"Jadi siapa yang paling banyak suaranya, apakah dia mantan koruptor, atau yang secara sosial 'jahat', tidak memiliki perspektif serta tidak memiliki keberpihakan terhadap masyarakat marginal tetap terpilih jika suaranya banyak," ungkapnya.
Sehingga diserukan agar harus mengenal betul calonnya, menelusuri rekam jejaknya. "Sangat gampang mengetahuinya, gali informasi di masyarakat, jika sisi baiknya lebih banyak silahkan dipilih, tapi jika tidak jangan dipilih, karena ini akan berdampak lima tahun ke depan," papar Salma.
Saat ini, 40 relawan LSKP tersebar di delapan kabupaten, seperti Makassar, Bulukumba Jeneponto, Bone, Luwu Utara, Palopo, Luwu dan Luwu Timur.
Relawan yang ada diakui Salma juga bergantung pada jaringan di semua daerah, namun pada kampanye pemilu bersih, LSKP turut melibatkan kaum milenial.