Makassar (Antaranews Sulsel) - Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) bekerja sama dengan International Republican Institute (IRI) menggelar dialog dengan calon legislatif perempuan Sulawesi Selatan untuk memetakan kekuatan politik perempuan.
"Kegiatan ini untuk memberikan masukan ataupun pemetaan politik bagi calon legeslatif perempuan di Sulsel," kata Badan Pelaksana LSKP Salma Tadjang di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan lebih dari 120 peserta calon legislatif perempuan di Sulsel dan juga melibatkan unsur lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta media berkumpul bersama untuk berbagi pengalaman dan strategi untuk memasuki dunia politik.
Menurut dia, tantangan internal dan eksternal dalam memasuki dunia politik bagi perempuan harus menjadi fokus perhatian perempuan dalam mempersiapkan diri menjadi wakil rakyat.
Sementara itu, Program Manager IRI Delima Saragih menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk perempuan Sulsel yang telah mendidikasikan dirinya untuk menjadi Caleg legistaif 2019.
"Persoalan kuota, Undang-Undang dan PKPU semua itu tidak ada artinya, kalau tidak ada perempuan yang mendaftarkan diri menjadi caleg," katanya.
Ia mengatakan yang dihadapi caleg perempuan untuk bertarung di lapangan adalah memanfaatkan masa kampanye yang sisa lima bulan lagi.
Berkaitan dengan hal tersebut, caleg perempuan diminta bersinergi dengan semua stakeholder utamanya LSM dan media untuk memberikan dukungan kegiatan di lapangan dengan menampilkan kualitas program.
Pada dialog tersebut masing-masing caleg besutan partainya mengungkapkan alasannya masuk ke kancah politik.
Caleg dari Partai Demokrat untuk pemilihan Caleg Kota Makassar Mismaya Al Khaerat misalnya mengatakan ketertarikannya untuk masuk ke ranah politik, karena banyak persoalan yang melibatkan perempuan di lapangan membutuhkan dukungan materil dan nonmateril dan untuk mengatasinya membutuhkan figur caleg perempuan yang memiliki keberpihakan untuk memperjuangkan sejumlah persoalan di lapangan.