Bagi Anwar Ibrahim, Habibie sosok kakak dan sahabat
Jakarta (ANTARA) - Politisi Malaysia, Dato' Seri Anwar Ibrahim mengatakan sosok mendiang Presiden ke-3 RI BJ Habibie merupakan kakak dan sahabat baginya.
Pernyataan itu disampaikan Anwar Ibrahim setelah ia bertakziah atau menemui keluarga BJ Habibie di kediaman mereka di Jakarta pada Rabu malam.
Anwar menceritakan peran kakak dan sahabat ditunjukkan BJ Habibie saat mantan wakil perdana menteri Malaysia itu mendekam di penjara.
"Saya sebagai adik, hubungan saya dengan Habibie begitu akrab. Sewaktu saya dipenjara, mungkin intel Indonesia mendengar saya disiksa, dipukul. Pak Habibie membuat sebuah langkah diplomatik luar biasa. Dia mengirim surat (ke otoritas Malaysia, red), isinya: Tolong jangan apa-apakan adik saya," tutur Anwar menjawab pertanyaan ANTARA saat ditanya mengenai kedekatan dirinya dengan presiden RI ke-3 itu.
Menurut Anwar, perhatian Habibie terhadap dirinya berlanjut saat ia mengikuti proses pengadilan. Anwar bercerita, sehari sebelum vonis pengadilan dibacakan, ia sempat menginap di kediaman Habibie di Jakarta.
"Februari, 2015. Saat itu satu hari sebelum saya divonis, saya sempat menginap. Saya di sini shalat Jumat, dan ikut sarapan bersama beliau. Dia bilang ke saya: Anwar, jangan pulang, kalau kamu pulang, kamu dipenjara," kata Anwar Ibrahim mengenang sosok BJ Habibie yang wafat pada 11 September 2019 itu.
Kedekatan Anwar dan Habibie pun terus berlanjut setelah tokoh politik Malaysia itu bebas dari tahanan pada 16 Mei 2018.
Setelah bebas, Anwar mengatakan, kunjungan luar negeri pertamanya adalah ke Indonesia untuk menemui BJ Habibie sebelum ia melawat ke negara lain.
Hubungan baik dua tokoh itu pun terus terbangun, bahkan Anwar sempat menjenguk BJ Habibie beberapa hari sebelum ia wafat.
Namun saat BJ Habibie berpulang, Anwar tak dapat menghadiri upacara pemakamannya karena tengah mengurusi keperluan lain.
Walaupun demikian, istri Anwar Ibrahim yang sekarang menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato' Seri Wan Azizah, hadir pada upacara pemakaman BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 12 September.
Pernyataan itu disampaikan Anwar Ibrahim setelah ia bertakziah atau menemui keluarga BJ Habibie di kediaman mereka di Jakarta pada Rabu malam.
Anwar menceritakan peran kakak dan sahabat ditunjukkan BJ Habibie saat mantan wakil perdana menteri Malaysia itu mendekam di penjara.
"Saya sebagai adik, hubungan saya dengan Habibie begitu akrab. Sewaktu saya dipenjara, mungkin intel Indonesia mendengar saya disiksa, dipukul. Pak Habibie membuat sebuah langkah diplomatik luar biasa. Dia mengirim surat (ke otoritas Malaysia, red), isinya: Tolong jangan apa-apakan adik saya," tutur Anwar menjawab pertanyaan ANTARA saat ditanya mengenai kedekatan dirinya dengan presiden RI ke-3 itu.
Menurut Anwar, perhatian Habibie terhadap dirinya berlanjut saat ia mengikuti proses pengadilan. Anwar bercerita, sehari sebelum vonis pengadilan dibacakan, ia sempat menginap di kediaman Habibie di Jakarta.
"Februari, 2015. Saat itu satu hari sebelum saya divonis, saya sempat menginap. Saya di sini shalat Jumat, dan ikut sarapan bersama beliau. Dia bilang ke saya: Anwar, jangan pulang, kalau kamu pulang, kamu dipenjara," kata Anwar Ibrahim mengenang sosok BJ Habibie yang wafat pada 11 September 2019 itu.
Kedekatan Anwar dan Habibie pun terus berlanjut setelah tokoh politik Malaysia itu bebas dari tahanan pada 16 Mei 2018.
Setelah bebas, Anwar mengatakan, kunjungan luar negeri pertamanya adalah ke Indonesia untuk menemui BJ Habibie sebelum ia melawat ke negara lain.
Hubungan baik dua tokoh itu pun terus terbangun, bahkan Anwar sempat menjenguk BJ Habibie beberapa hari sebelum ia wafat.
Namun saat BJ Habibie berpulang, Anwar tak dapat menghadiri upacara pemakamannya karena tengah mengurusi keperluan lain.
Walaupun demikian, istri Anwar Ibrahim yang sekarang menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato' Seri Wan Azizah, hadir pada upacara pemakaman BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 12 September.