Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil meminta kepada setiap ketua RW di Provinsi Jabar untuk mengoptimalkan aplikasi "Sapa Warga" sebagai bentuk kesiapsiagaan akan bencana alam, khususnya banjir.
"Saya sudah memberikan pesan kepada RW melalui Sapa Warga. Itulah pentingnya aplikasi ini, jadi warga untuk bersiaga, memantau info dari BMKG, menginfokan kepada warganya pada saat kalau sistem ini sudah berjalan untuk disampaikan kepada warga yang mungkin terdampak," kata Emil di Kota Bandung, Jumat.
Aplikasi Sapa Warga ini dibuat melalui aplikasi dalam smartphone untuk memudahkan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi, informasi hingga aduan langsung kepada Gubernur Jawa Barat dan bupati/wali kota yang lebih efektif.
Ada tiga fungsi dari aplikasi Sapa Warga pertama untuk menyampaikan informasi dari kepala daerah bahkan dari tingkat gubernur dapat sampai dengan cepat hingga tingkat terbawah atau RW.
Fungsi yang kedua berkaitan dengan aspirasi warga, jadi warga bisa menyampaikan ide, gagasan atau keluhan dan fungsi yang ketiga, yaitu sebagai pelayanan publik.
Pada kesempatan tersebut Emil menuturkan penanganan banjir oleh Pemprov Jabar berbeda dengan penanganan banjir oleh Pemprov DKI Jakarta.
Menurut dia perbedaan mendasar dalam penanganan bencana di DKI Jakarta dan Jawa Barat adalah adanya kewenangan otonomi daerah.
"Bedanya DKI Jakarta dengan Jawa Barat ialah kalau di DKI itu gubernur bisa langsung ke teknis, kalau di Jawa Barat teknis itu adanya di bupati dan walikota. Sehingga saya itu tidak bisa semata-mata langsung begitu saja tanpa permisi dulu," ujar Emil.
Oleh karena itu, kata Gubernur, jika terjadi dinamika di daerah Jabar termasuk masalah bencana bupati atau wali kota yang punya kewenangan lebih dahulu.
Apabila upaya dirasa belum maksimal, lanjut Gubernur Jabar itu penanganan dilakukan berjenjang dari pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat atau Presiden.
"Sehingga memang itu suka dibanding-banding ya, saya kira tidak perlu ya, kita berpikir bijak dan arif yang penting kita fokus " kata dia.
"Dalam situasi ini kita tidak usah saling menyalahkan, kita melihat dinamika persepsi satu sama lain didominasi oleh saling menyalahkan kepada siapapun. Menurut saya kita fokus pada situasi tanggap darurat," lanjut Emil.