Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro menginginkan tingkat sitasi dan kualitas publikasi Indonesia meningkat.
"Perlunya kita mempublikasikan selain di jurnal yang berkelas juga pada kualitas dari pembahasan kita dalam tulisan yang membuat orang-orang lain, ilmuwan lain dari seluruh dunia ingin menjadikan tulisan kita sebagai referensi atau yang kita kenal sebagai citation," kata Menristek Bambang dalam konferensi virtual Sinta Series 1: Pemeringkatan 500 Peneliti Terbaik Indonesia, Jakarta, Kamis.
Menristek Bambang mengatakan publikasi ilmiah menjadi sangat penting untuk menjadikan perguruan tinggi di Indonesia bisa dihadirkan sebagai bagian dari World Class University.
Dia menuturkan untuk pemeringkatan perguruan tinggi di dunia terkait kegiatan ilmiah juga didasarkan pada jumlah publikasi dan sitasi.
Menristek Bambang tidak ingin hanya kuantitas atau jumlah publikasi ilmiah yang dikejar, tapi harus juga dikedepankan kualitas dari publikasi ilmiah.
"Kita meningkatkan publikasi tentunya di jurnal yang memang berkelas internasional, yang berakreditasi," ujarnya.
Untuk menunjang publikasi dan sitasi tersebut, maka perguruan tinggi dan lembaga penelitian harus benar-benar fokus pada kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan teknologi yang berkualitas sehingga tidak hanya pantas masuk pada jurnal dengan reputasi yang tinggi tapi juga menjadi rujukan dari banyak pihak sehingga tingkat sitasi menjadi tinggi.
"Inilah yang kita idamkan jika terjadi pada universitas kita di mana tidak hanya dharma pengajaran dan pengabdian masyarakat yang berkembang tapi tentunya dharma terkait dengan penelitian," tuturnya.
Menristek Bambang mengatakan secara kuantitas sebenarnya capaian publikasi Indonesia sudah cukup baik pada data 2019, di mana Indonesia memiliki jumlah publikasi tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN.
Namun, kata Menristek Bambang, ada dua hal yang masih perlu ditingkatkan ke depannya terkait publikasi ilmiah Indonesia yakni pertama kualitas publikasi sehingga bisa menjadi referensi banyak individu atau pihak secara global.
Kedua, diharapkan publikasi yang merupakan hasil riset dan pengembangan itu juga bisa diproduksi atau dihilirisasi sehingga nanti manfaatnya bisa dirasakan masyarakat dalam skala yang lebih luas.
Berita Terkait
Pengamat: Sanksi tegas mencegah berulangnya kasus kekerasan oleh polisi
Rabu, 8 Mei 2024 11:10 Wib
Ketua MPR: UU Pemilu perlu disempurnakan di awal pemerintahan mendatang
Sabtu, 27 April 2024 19:58 Wib
Bamsoet : Indonesia butuh demokrasi gotong-royong, bukan oposisi
Jumat, 12 April 2024 7:00 Wib
Ketua MPR minta BPOM dan Polri tarik kosmetik ilegal dari pasaran
Jumat, 1 Maret 2024 17:56 Wib
TKN : Pertemuan capres Prabowo dengan SBY bahas kelanjutan program presiden penduhulu
Senin, 26 Februari 2024 5:04 Wib
Ketua MPR ajak semua pihak jaga kondusifitas di masa tenang Pilpres 2024
Sabtu, 10 Februari 2024 20:15 Wib
Presiden Jokowi melakukan peletakan batu pertama pembangunan Kantor Otorita IKN
Rabu, 17 Januari 2024 13:58 Wib
Kepala Otorita IKN: Minat investor di Nusantara tetap terjaga
Rabu, 17 Januari 2024 11:58 Wib