Makassar (ANTARA News) - Ikatan alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin berencana menggelar pertemuan forum internasional, guna membahas peluang penggunaan nuklir dalam mengatasi krisis listrik di Sulawesi Selatan.
Ketua panitia "International Forum of Nuclear" IKA Teknik Unhas, Anshar Rahman di Makassar, Jumat, mengatakan, forum yang berlangsung 6 Desember di Makassar tersebut akan dihadiri ratusan peserta dari kalangan akademisi, pemerhati lingkungan hidup serta praktisi nuklir.
Peserta akan mendengarkan ceramah akademis dari dua pakar dibidang ini. Yakni, ahli nuklir Tokyo Institute of Technology Prof. Hisashi Ninokata yang membawakan materi Fukushima dan Teknologi Nuklir yang Aman di Masa Depan, serta Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Dr. Hudi Haswoto dengan bahasan Urgensi Kebutuhan Tenaga Nuklir di Indonesia.
"Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo juga akan berbicara tentang potensi dan kesiapan Sulsel menjadi pusat nuklir di Indonesia," katanya.
Anshar menjelaskan, hasil kajian sementara akademis saat ini menyebutkan bahwa Sulsel kaya akan Thorium, salah satu jenis bahan bakar nuklir. Bahan tersebut bisa digunakan sebagai energi alternatif di pembangkit tenaga listrik, dan relatif lebih aman dibanding Uranium dan Plutonium seperti banyak yang digunakan negara maju.
Namun, karena sifat reaksinya yang tidak seefektif dua jenis lainnya, maka perlu kajian lebih mendalam. Forum yang digagas alumni Teknik Unhas, kata dia, akan mencoba lebih jauh mengkaji hal tersebut termasuk menghitung potensi riil Thorium yang dimiliki Sulsel.
"Sebenarnya, dari kristal garam pun kita bisa mengembangkan jenis itu. Dan kalau itu terjadi, fokus kita akan ke Kabupaten Jeneponto sebagai wilayah sentra penghasil garam di Sulsel," ujarnya.
Anshar menambahkan, dewasa ini banyak tempat termasuk kota-kota di Pulau Sulawesi menghadapi krisis energi kelistrikan. Akibatnya, pembangunan disegala bidang harus mendapat evaluasi.
Menurutnya, energi nuklir menjadi salah satu teknologi terkemuka untuk mengatasi krisis. Kemajuan aplikasi nuklir saat ini sudah mencapai generasi keempat yang sudah dibarengi dengan standarisasi keamanan tinggi baik untuk kehidupan manusia maupun keberlanjutan lingkungan hidup. (T.KR-AAT/S016)

