Penyerahan senjata tajam khas Bugis-Makassar oleh Koalisi Masyarakat Anti Korupsi Sulsel tersebut dilakukan sebelum dialog peringatan hari anti korupsi sedunia yang bertemakan "Energi Baru Pemberantasan Korupsi" dilaksanakan di Makassar, Jumat.
Saat bilah badik diserahkan, ratusan aktivis anti korupsi, LSM, mahasiswa dan organisasi masyarakat (ormas) yang hadir, serempak meneriakkan kata-kata dalam bahasa Makassar "Ewako" (beranilah) dan "buktikan".
Abraham Samad sendiri, saat menerima badik maupun dalam dialog tidak berbicara sama sekali.
Salah satu pembicara, budayawan Sulsel Ishak Ngeljaratan menjelaskan, orang Bugis-Makassar meyakini semua persoalan bisa diselesaikan dengan filosofi prinsip "tiga ujung", yakni ujung lidah, ujung kelamin dan ujung senjata.
Badik dalam konteks pemberantasan korupsi, kata dia, adalah simbol persona bagi Abraham untuk berani, satria dan cerdas menangani masalah korupsi di indonesia.
Menurutnya, badik tidak dapat sembarang dicabut. Karena sekali dicabut, menurut keyakinan masyarakat Sulsel, pantang untuk disarungkan kembali hingga persoalan benar-benar selesai.
"Kita harus membekali semangat badik ini pada Abraham Samad, dengan harapn dia tidak menggadaikan diri. Dengan semangat badik, dia harus berani mengatakan inilah saya, Abraham Samad, penumpas korupsi," tegasnya.
Sementara itu, pembicara lain, Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Prof Aswanto mengatakan, sebagai bukti kecintaan masyarakat Sulsel diharapkan tidak berlebihan dalam menyanjung Abraham Samad dan tetap menjaga konsistensi pernyataannya saat terpilih sebagai ketua KPK.
Menurutnya, ketika Abraham Samad yang merupakan putra Bugis-Makassar diberikan amanah oleh bangsa, semua komponen di Sulsel harus memberi contoh yang diawali dengan ikrar tidak melakukan korupsi dalam momen peringatan hari anti korupsi ini.
"Karena Abraham adalah kebanggaan Sulsel dan Indonesia, maka kita masyarakat Sulsel harus membuktikan. Kalau kita ingin Indonesia ingin bersih maka tentu kita jangan permisif pada korupsi dan jangan takut memberantasnya," kata Aswanto.
Praktisi dan akademisi hukum Universitas 45 Makassar Marwan Mas menambahkan, Abraham jangan jadi boneka parpol tertentu yang diuntungkan dengan terungkapnya kasus Century.
Ia juga mengajak agar seluruh komponen bangsa menjaga integritas total yang dimiliki Abraham.
"Tidak ada urusan sebenarnya parpol apa yang memanfaatkan momen ini, yang penting kasus terungkap. Saya tahu Abraham itu sangat berintegritas dan akan jauh lebih kejam ketika menangani kejahatan," ujarnya.
(T.KR-AAT/M027)