Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai transaksi ekspor Provinsi Sulawesi Selatan pada Januari-Agustus 2022 tercatat 1,299 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau mengalami surplus 549,66 juta dolar AS jika dibandingkan dengan neraca impor sebesar 749,52 juta dolar AS pada periode yang sama.
Kepala BPS Sulawesi Selatan Suntono di Makassar, Selasa, mengatakan transaksi nilai ekspor dibandingkan dengan transaksi impor dari awal hingga saat ini masih tetap stabil dan cukup bagus.
"Kita punya beberapa komoditi andalan di Sulsel seperti nikel. Permintaan ekspor stabil tiap bulan dan begitu juga dengan komoditi lainnya," ujarnya.
Suntono mengatakan hingga saat ini,
Sulsel masih terus mengekspor beberapa komoditas unggulan dan juga mengimpor barang-barang penting lainnya.
Untuk ekspor nilai transaksinya masih tetap lebih baik dari transaksi impor setiap bulan, sehingga daerah bisa terus surplus.
"Kalau kita bandingkan neraca penjualan dan pembelian kita itu, masih surplus dan ini cukup besar," katanya.
Dia menyatakan nilai transaksi ekspor maupun impor dalam setiap bulan memang fluktuatif. Bahkan sebelum masa pandemi mewabah di hampir semua negara, transaksi terkadang melonjak dan di bulan berikutnya turun cukup jauh.
Adapun komoditas utama yang diekspor setiap bulan yaitu nikel; besi dan baja; biji-bijian berminyak; lak getah dan damar; garam belerang dan kapur; ikan dan udang; olahan makanan hewan; daging dan ikan olahan; gula dan kembang gula; buah-buahan.
Suntono menyebutkan jika 10 komoditas unggulan Sulsel itu mampu menyumbang 1,291 miliar dolar AS atau 99,52 persen dalam neraca perdagangan. Selebihnya 8,06 juta dolar AS dari perdagangan umum lainnya.
Adapun pasar ekspor sebagian besar ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Taiwan, India, Bangladesh, Australia, Timor Leste, Korea Selatan, Filipina dan lainnya.
Sementara itu, nilai impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Sulsel tercatat 749,52 juta dolar AS. Angka ini jauh lebih tinggi dari periode yang sama di tahun sebelumnya yakni 448,62 juta dolar AS.
Adapun lima kelompok komoditas utama yang diimpor yakni bahan bakar minyak (BBM); gandum-ganduman; gula dan kembang gula; olahan makanan hewan; mesin-mesin peswata atau mekanik; mesin dan peralatan listrik; kakao; bahan kimia; produk keramik; besi dan baja.
Sebagian besar impor didatangkan dari Tiongkok, Singapura, Australia, Thailand, Malaysia, Argentina, India, Brazil dan Kanada.