Makassar (ANTARA) - Deputi Politik dan Ekonomi di Konsulat Jenderal Amerika Serikat Clint Shoemake mengapresiasi inovasi kuliner warga Kota Makassar yang merupakan Program Lorong Wisata.
"Saya merasa kagum dengan program Lorong Wisata Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Apalagi, di masing-masing Lorong Wisata, masyarakat selalu berinovasi dan menghasilkan produk UMKM sehingga menunjang kehidupan warga," kata Clint saat mengunjungi salah satu lorong wisata di Makassar, Rabu.
Konjen Amerika di Lorong Wisata Haderslev, Jl Somba Opu, Kelurahan Maloku, Kecamatan Ujung Pandang disuguhi produk UMKM asli Lorong Wisata Haderslev yakni Es Krim dan Kripik yang terbuat dari sayur Pakcoy.
"Hm, good. Very cool (Hm, baik. Sangat dingin)," kata Clint dengan ekspresi senang saat mencicipi Es Krim Pakcoy buatan ibu-ibu
Lorong Wisata Haderslev.
Tak hanya es krim, bersama OPD Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Kominfo Makassar dan aparat kecamatan dan kelurahan, Clint juga diberi makan kripak atau kripik pakcoy. "Very good, crunchy (sangat enak, gurih)," ujarnya.
Dia yang asli Oklahoma Amerika Serikat ini menyanjung kreativitas warga Kota Makassar. Pasalnya, ia baru pertama kali makan es krim dari bahan sayur pakcoy, salah satu jenis sawi.
Di lorong wisata, Clint juga menyatakan senang dengan aktivitas warga setempat yang mengembangkan budidaya ikan koi dan lobster.
Pada kesempatan itu, Konjen Amerika ini juga takjub terhadap penggunaan digitalisasi Pemkot Makassar di lorong-lorong.
Pasalnya, pengurus lorong wisata menyediakan scan profil lorong untuk mendapatkan informasi detail tentang potensi di lorong wisata seperti kuliner, budidaya padi, budidaya ikan koi, budidaya cabai, budidaya tomat, budidaya sayuran, budidaya bawang merah dan bawang putih.
Belum lagi aneka hiasan di lorong, yang memantik pengunjung untuk berswafoto di lokasi itu.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, lorong wisata merupakan serial program untuk lorong-lorong di Makassar, dari awalnya Lorong Garden yang berhasil membuat masyarakat itu punya harapan untuk memperbaiki kehidupannya.
"Seri terakhir ini adalah Lorong Wisata. Ini menjawab persoalan Keamanan Pangan, Ekonomi, Sosial, Smart City dan konten lainnya yang ditotal menjadi 18 konten," jelasnya.
Hal yang paling menarik dari lorong wisata ini, lanjut dia, semua unsur terlibat bahkan setiap lorong itu dibuat dewan lorong yang terdiri atas orang tua, perempuan dan milenial.
Masing-masing lorong, kata orang nomor satu Makassar ini, mendesain lorongnya sendiri, seperti drainasenya, melukis dan mengkreativitaskan lorongnya.