Makassar (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan (Sulsel) gelar rapat kerja daerah (rakerda) untuk menyamakan persepsi dalam penurunan stunting di daerah itu.
"Rakerda ini menghadirkan perwakilan BKKBN dari kabupaten/kota untuk menyamakan pemahaman dalam penanganan stunting," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Andi Ritamariani di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan selain menyamakan pandangan juga sekaligus memberikan penghargaan kepada tiga kabupaten yang dinilai berhasil menjalankan program KB baru terbaik.
Adapun tiga kabupaten yang meraih penghargaan tersebut karena kinerja menekan kasus stunting di lapangan adalah Kabupaten Wajo, Gowa, dan Bone.
"Yang terbaik pertama itu Kabupaten Wajo, disusul Bone posisi kedua dan Gowa ketiga," kata Andi Rita.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menandatangani nota kesepahaman dengan dua universitas di Sulsel, yakni Universitas Mega Rezeki dan Universitas Patompo, untuk menurunkan stunting di Sulsel.
Pada rakerda yang mengangkat tema "Peningkatan Sinergitas dan Kolaborasi Pencapaian Program Bangga Kencana dan Penurunan Percepatan Penurunan Stunting" itu, masing-masing perwakilan kabupaten/kota diminta mengelaborasi upaya dan tantangannya menangani stunting.
Wakil Bupati Sinjai Andi Kartini Ottong pada Rakerda BKKBN Sulsel mengatakan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan untuk membantu percepatan penurunan Stunting di daerah tersebut.
Ia berharap, rakerda menghasilkan program kerja yang mampu mempercepat penurunan stunting di daerah.
"Penurunan prevalensi stunting pada tahun 2022 di Sinjai hanya sebesar 0,7 persen, sementara untuk tingkat Provinsi Sulawesi Selatan hanya 0,2 persen. Semoga tahun ini Sinjai bisa lebih banyak lagi menurunkan prevalensi stunting" ujarnya.