Makassar (ANTARA) - Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Kabupaten Luwu Timur, Sulsel melakukan Benchmarking atau studi imitasi inovasi penanggulangan stunting di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Ketua delegasi TPPS Lutim sekaligus Kepala Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Hj Puspawati Husler, melalui testimoni yang diterima di Makassar, Rabu mengatakan, Kabupaten Sumedang berhasil menurunkan prevalensi stunting di bawah target nasional. serta memiliki inovasi SIMPATI yang dimulai secara bertahap mulai tahun 2019.
Sumedang bahkan berhasil menekan angka stunting secara signifikan yang sebelumnya 32,2 persen menjadi turun tajam 8,2 persen di tahun 2022, hanya dengan memanfaatkan teknologi digital. Aplikasi yang digunakan adalah Sistem Informasi Manajemen Stunting Terpadu (Sympati) E-Health.
Dikatakannya, aplikasi ini memiliki fitur untuk update data tumbuh kembang bayi dan balita se Sumedang, dan aplikasi ini juga diadopsi oleh Kementerian Kesehatan RI, yang selanjutnya akan digunakan di seluruh Indonesia.
“Diharapkan dengan mock study ini Kabupaten Luwu Timur dapat mengatasi stunting dengan baik sehingga Prevalensi Stunting Lutim dapat menurun sesuai target nasional sebesar 14 persen,” ujarnya
. sangat dibutuhkan dalam penanggulangan stunting yang dituangkan dalam program dan kegiatan,” lanjut Puspawati.
Adapun TPPS Kabupaten Luwu Timur terdiri dari Bapelitbangda, DP2KB, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kominfo-SP, Dinas Sosial dan P3A, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Industri Industri, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa selain Pemerintah Kabupaten
Luwu Timur, Kajian Tiruan ini juga diikuti oleh Tim Gubernur Percepatan Pembangunan (TGUPP) Selo Selatan, Perwakilan Bupati Toraja Utara, Perwakilan Bupati Maros, Perwakilan Kabupaten Bulukumba , Sinjai, Wajo, dan Gowa melakukan Benchmarking di Kabupaten Sumedang.