Makassar (ANTARA) - Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf Indra Ni Tua bersama tim juri 75 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, mengunjungi Desa Rinding Allo, Kecamatan Rongkong, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Sekretaris Daerah Luwu Utara Armiadi dalam keterangannya diterima di Makassar, Senin, menyambut langsung kunjungan dari tim Kemenparekraf dan dewan juri ADWI 2023 tersebut.
"Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Kemenparekraf yang diwakili oleh Direktur Tata Kelola Destinasi. Ini adalah bentuk penghargaan dan apresiasi dari Kemenparekraf untuk melihat, merasakan dan menilai langsung keindahan dari Desa Wisata Rinding Allo ini," ujarnya.
"Desa Rinding Allo ini memang sudah cukup lama kita tetapkan sebagai desa wisata, dan alhamdulillah hari ini sudah kita saksikan bersama bahwa banyak potensi wisata yang bisa kita kembangkan. Dan terima kasih atas arahan Pak Direktur dan para Dewan juri agar ke depan Desa Wisata Rinding Allo bisa lebih baik lagi," ungkap Armiadi
Armiadi mengatakan kunjungan tim Kemenparekraf selama tiga hari yakni pada 6-8 Juli 2023 itu membawa kebahagiaan bagi masyarakat Lutra, apalagi merupakan bagian dari penilaian ADWI 2023.
Sebelumnya, Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf Indra Ni Tua mengaku takjub dengan keindahan alam dan budayanya luar biasa yang dimiliki Desa Rinding Allo tersebut.
"Harganya mahal, ini sesuatu yang punya ke khasannya sendiri. Ini seperti di Austria dan Swiss, tinggal dibuatkan area olahraga tracking, camper van, dan sebagainya," ujarnya.
Indra Ni Tua mengatakan Desa Rinding Allo, Kecamatan Rongkong, Kabupaten Luwu Utara menjadi salah satu desa wisata dari 4.575 desa yang terpilih masuk ke dalam 75 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
ADWI sendiri merupakan program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam rangka memberikan apresiasi kepada masyarakat penggerak sektor pariwisata dalam upaya percepatan pembangunan desa, mendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa.
"Mulailah ajak komunitas-komunitas karena ini sungguh luar biasa. Orang-orang cari yang seperti di Rinding Allo ini tidak gampang dan semua dapat terwujud atas kerja sama dari para pihak-pihak terkait," kata Indra.
Adapun rombongan dari Kemenparekraf yang dewan juri terdiri dari Fathul Yadi dan Mangku Nyoman Kandia, mengunjungi lokasi-lokasi yang menjadi kategori penilaian.
Kegiatan visitasi sendiri juga menjadi ajang promosi bagi 75 besar desa wisata ADWI untuk meningkatkan jumlah kunjungan sekaligus meningkatkan omzet penjualan produk ekonomi kreatif lokal
"Rinding Allo ini budaya dan pemandangannya luar biasa tinggal bagaimana mengemasnya untuk disebarluaskan. Banyak yang positif di sini, sehingga calon wisatawan bisa diajak tinggal di sini berdampingan dengan masyarakat, seperti di Wae Rebo," ungkapnya.
Indra melanjutkan, produk-produk khas yang ada di Rinding Allo ini sudah sangat bagus, seperti tenun Rongkong, tinggal bagaimana menjaga semangat masyarakat agar terus mengembangkannya.
"Nah ini yang terpenting, apalagi saya lihat di sini banyak anak mudanya, ini yang perlu diperhatikan lagi agar tetap bisa menjaga budaya yang telah ada di sini," tuturnya.
Indra mengungkapkan, wisata dan budaya-budaya yang ada di Indonesia itu sebenarnya standar dunia, makanya ingin dijadikan kelas dunia. Sesuai dengan tema ADWI 2023 "Pariwisata Berkelas Dunia Untuk Indonesia Bangkit".
"Jangan karena labelnya "desa" jadinya minder, padahal kan tidak, punya pemandangan yang indah seperti di desa begini masa minder," ucapnya.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenparekraf kunjungi salah satu nominator ADWI desa Rinding Allo