Makassar (ANTARA) - Pasca pemanggilan PT Pembiayaan Digital Indonesia, atau AdaKami, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta platform digital itu untuk mengklarifikasi informasi di sosial media terkait adanya dugaan korban bunuh diri dan penagihan pinjaman tidak sesuai ketentuan yang dilakukan oleh salah satu platform penyelenggara fintech tersebut
"OJK telah memanggil penyelenggara P2P tersebut pada Rabu (20/9) dan Kamis (21/9) lalu.Pemanggilan dilakukan untuk meminta klarifikasi dan konfirmasi berita yang beredar di media sosial," kata Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi - Aman Santosa dalam keterangan melalui OJK Reg 6 Sulampua di Makassar, Sabtu.
Informasi yang beredar di media massa mengenai adanya dugaan korban bunuh diri akibat teror penagihan, dan tingginya bunga atau biaya pinjaman.
Dari pemanggilan tersebut, diketahui bahwa pihak AdaKami telah melakukan investigasi awal untuk mencari debitur berinisial “K” yang marak diberitakan, namun belum menemukan debitur yang sesuai dengan informasi yang beredar.
AdaKami juga menyampaikan bahwa telah memeriksa pengaduan-pengaduan mengenai petugas penagihan (debt collector) yang menggunakan pesanan makanan atau barang fiktif untuk meneror peminjam, namun belum menemukan bukti lengkap.
Sementara mengenai bunga pinjaman yang dilaporkan terlalu tinggi, AdaKami menyampaikan bahwa rincian bunga dan biaya-biaya yang dikenakan telah dinformasikan kepada konsumen sebelum konsumen menyetujui pembiayaan.
Atas informasi dari pihak AdaKami tersebut, maka OJK mengambil tindakan sebagai berikut:
Mengenai informasi korban bunuh diri, OJK memerintahkan agar AdaKami segera melakukan investigasi secara mendalam untuk memastikan kebenaran berita adanya korban bunuh diri yang viral.
OJK juga memerintahkan kepada AdaKami untuk membuka kanal pengaduan bagi masyarakat yang memilki informasi mengenai korban bunuh diri. AdaKami agar melaporkan penanganan pengaduan tersebut kepada OJK.
OJK juga mengimbau bagi masyarakat yang mengetahui informasi lebih lanjut tentang dugaan korban bunuh diri untuk menyampaikan langsung ke OJK melalui Kontak OJK 157 melalui email konsumen@ojk.go.id, dan telepon 157.
OJK mencermati terkait pengenaan bunga dan biaya lainnya di AdaKami. Adapun batas tingkat bunga termasuk biaya lainnya untuk fintech lending selama ini ditetapkan oleh AFPI yaitu sebesar maksimal 0,4 persen per hari, dan lebih ditujukan untuk pinjaman jangka pendek. OJK telah memerintahkan AFPI untuk menelaah hal tersebut sesuai dengan kode etik AFPI.
OJK juga mewajibkan seluruh fintech lending untuk menyampaikan informasi biaya layanan dan bunga secara jelas kepada konsumen, dan melakukan penagihan dengan cara yang baik sesuai dengan peraturan OJK.
Termasuk OJK melakukan investigasi lebih lanjut terkait order fiktif, antara lain dengan meminta informasi kepada platform market place atau e-commerce terkait untuk mengetahui siapa sebenarnya pihak yang melakukan order fiktif dan segera melaporkan hasilnya kepada OJK.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: OJK meminta AdaKami klarifikasi informasi di sosmed
Berita Terkait
Bappenas meluncurkan platform SDGs Invesment
Senin, 7 Oktober 2024 11:11 Wib
Polda Sulbar luncurkan video edukasi bahaya judi online
Jumat, 26 Juli 2024 17:21 Wib
Telkomsel ajak mahasiswa kreatif di platform digital "YouTube Campus Day" Unhas
Kamis, 6 Juni 2024 11:16 Wib
Menkominfo: Platform yang membiarkan peredaran konten judi online akan didenda
Jumat, 24 Mei 2024 17:13 Wib
Penjabat Gubernur Sulbar edukasi pelaku UMKM agar terus berkembang
Selasa, 30 April 2024 0:18 Wib
Unhas meluncurkan platform "Flow Speak" tingkatkan kemampuan mahasiswa
Sabtu, 16 Maret 2024 12:48 Wib
Menkominfo berjanji segera tindaklanjuti Perpres "Publisher Rights"
Rabu, 21 Februari 2024 12:58 Wib
Mendag mengajak pedagang Pasar Tanah Abang masuk platform e-commerce
Selasa, 10 Oktober 2023 14:29 Wib