Makassar (ANTARA) - Dinas Koperasi dan UKM Sulawesi Selatan mengaktifkan pembinaan koperasi yang masuk kategori "mati suri" non aktif sekitar 5.040 unit yang tersebar di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
"Jumlah koperasi di Sulsel sekitar 8.400 unit. Sedangkan yang aktif sekitar 3.360 unit atau hanya 40 persen, sisanya 60 persennya tidak aktif," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulsel H Ashari Fakhsirie Radjamilo di Makassar, Rabu.
Menurut dia, koperasi yang non aktif itulah yang menjadi pekerjaan rumah (PR) untuk diaktifkan kembali dan bisa hadir lagi di tengah- tengah masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, Diskop dan UKM Sulsel menggencarkan pendekatan dan pembinaan pada koperasi yang masuk kategori seperti pepatah "hidup segan, matipun tak mau".
"Ini untuk menggaungkan koperasi kembali berjaya seperti pada era 1980-1990-an," ujarnya.
Sementara itu untuk koperasi yang masih aktif, diakui juga masih "ngos-ngosan" atau kewalahan untuk bertahan hidup, Karena itu, koperasi tersebut perlu bantuan pemerintah dalam hal pembiayaan.
Salah satu faktor dari banyaknya koperasi tidak aktif karena ketidakpercayaan anggota kepada koperasinya. Hal itu diperparah dengan dampak pandemi COVID-19 dalam kurun tiga tahun terakhir yang menyebabkan perekonomian berjalan melambat.
“Kami terus mendorong agar koperasi kembali muncul, sebagai soko guru ekonomi. Makanya digencarkan sosialisasi dan diklat dalam pengelolaan koperasi pascapandemi COVID-19,” jelasnya.
Fenomena lainnya di lapangan, lanjut dia, seringkali ada koperasi yang anggotanya hanya tercatat di struktur, tapi tidak aktif.
Hanya saja, diakui Koperasi Simpan Pinjam (KSP) justru maju hingga tingkat nasional. Memang berbeda dengan Koperasi Unit Desa (KUD) yang banyak mandek di tengah jalan.
Namun ada juga koperasi yang terbilang sehat seperti Koperasi UNM di Makassar, juga koperasi yang ada di Kabupaten Pinrang, Toraja, dan Sidrap.