Gowa (ANTARA) - Produksi air bersih Perumda Tirta jeneberang mengalami penurunan hingga 40 persen akibat volume baku di Kabupaten Gowa berkurang dan pengolahan terhambat akibat setiap hari listrik padam.
"Dua kondisi ini yang menjadi penyebab menurunnya kapasitas produksi Perumda Tirta Jeneberang," kata Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Jeneberang, Hasanuddin Kamal di Kabupaten Gowa, Selasa.
Dia mengatakan, penurunan kapasitas air baku yang akan diolah menjadi air bersih merupakan kendala utama menyuplai air bersih ke pelanggan.
Menurut dia, kondisi kemarau telah menyebabkan air baku menjadi susut hingga 50 persen dari kondisi normal. Akibatnya, hal tersebut berpengaruh pada produksi air bersih yang menjadi turun hingga 50 persen.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk dapat melayani pelanggan dilakukan dengan mendistribusikan air bersih melalui mobil truk tangki ke lokasi pemukiman yang krisis air bersih.
Dalam hal ini, pendistribusian melalui mobil tangki bukan hanya diperuntukkan bagi pelanggan tetapi juga non pelanggan yang mengalami kekeringan sumber air.
Hanya saja, diakui distribusi air melalui mobil tangki tersebut belum optimal karena produksi air juga terbatas.
Upaya untuk menambah sumber air baku jelas Hasanuddin, telah dilakukan cara normalisasi air ke intake dengan sistem pompanisasi, tetapi hasilnya tidak maksimal.
Kendala lainnya, lanjut dia, listrik yang setiap hari padam mempengaruhi proses produksi air bersih. Pasalnya proses produksi air bersih Perumda Tirta Jeneberang hanya mengandalkan aliran listrik PLN.