Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan kesepakatan awal (head of agreement/HoA) terkait dengan divestasi saham PT Vale Indonesia sebesar 14 persen telah ditandatangani.
Penandatanganan itu dilakukan di sela-sela Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2023 di San Fransisco, Amerika Serikat (AS).
"Iya head of agreement-nya di San Fransisco. Harusnya minggu ini selesai urusan yang di APEC, jadi dalam momen APEC ini ditandatangani," ungkap Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.
Kendati demikian, ia belum menginformasikan lebih lanjut perihal besaran saham yang dilepas oleh masing-masing pemegang saham Vale Indonesia.
Adapun, pemegang saham terbesar Vale Indonesia adalah Vale Canada dengan kepemilikan saham 43,79 persen. Berikutnya, MIND ID dengan kepemilikan 20 persen, dan Sumitomo Metal Mining sebesar 15,03 persen. Sedangkan, kepemilikan publik pada Vale sebesar 21,18 persen.
"Kan Vale-nya ada, Sumitomo-nya ada. Totalnya 14 persen, tidak 7 persen, 7 persen maunya begitu, mana yang lebih banyak, mana yang lebih rela," ujar Arifin.
Sedangkan soal kesepakatan harga divestasi antara Vale Indonesia dan MIND ID tersebut, ia juga belum mau mengungkapkannya.
"Nanti harganya belum, buru-buru saja tetapi yang penting harus lebih murah dari harga pasar," kata Arifin.
Sebelumnya, Arifin melaporkan bahwa Vale Indonesia telah melakukan divestasi saham sebesar 14 persen kepada Holding Industri Pertambangan MIND ID.
"Sudah diputuskan, jadi yang dilepas oleh Vale adalah 14 persen, grup ya. Jadi, dengan itu, MIND ID bisa 34 persen dan itu mayoritas di antara yang lain," kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/11).
Sebelumnya, MIND ID memegang kepemilikan saham di Vale Indonesia sebesar 20 persen.
Ia mengatakan bahwa pada dasarnya Vale Indonesia hanya perlu melakukan divestasi sebesar 11 persen saham untuk memenuhi syarat peralihan status kontrak karya (KK) menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK), yakni minimal 51 persen saham kepada investor nasional atau pemerintah.
"Saham yang sudah didivestasi Vale sudah 40 persen, 20 persen diambil BUMN, 20 persen publik. Ke publik karena dulu ditawarkan Vale untuk diambil BUMN tetapi waktu itu BUMN tidak respons dan waktu itu belum ada MIND ID. Untuk itu, pemerintah secara resmi menyampaikan ke Vale bahwa sebagai pengalihannya harus di-go public-kan dalam negeri, sekarang masih ada sisa 11 persen," ujar Arifin.
Berita Terkait
Lupakan tiket Olimpiade Paris, mari fokus ke Piala Dunia 2026
Jumat, 10 Mei 2024 8:15 Wib
BMKG prakirakan mayoritas wilayah Indonesia cerah berawan pada Jumat
Jumat, 10 Mei 2024 8:13 Wib
Ketum PSSI Erick Thohir berterima kasih atas perjuangan timnas Indonesia U-23
Jumat, 10 Mei 2024 8:05 Wib
Shin Tae-yong dapat kartu merah setelah protes ke wasit
Kamis, 9 Mei 2024 23:24 Wib
Timnas Indonesia gagal amankan tiket ke Olimpiade Paris 2024
Kamis, 9 Mei 2024 23:23 Wib
Pratinjau Indonesia vs Guinea dalam memperebutkan tiket ke Olimpiade 2024
Kamis, 9 Mei 2024 17:04 Wib
Shin Tae-yong janji akan menampilkan permainan berbeda lawan Guinea
Kamis, 9 Mei 2024 15:35 Wib
Perkiraan pemain play-off Indonesia U23 vs Guinea U23
Kamis, 9 Mei 2024 15:31 Wib