Penyuluh agama di Maros Sulsel bantu pemerintah sosialisasikan pemilu damai
Makassar (ANTARA) - Para penyuluh agama di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki peran dalam membantu pemerintah kabupaten setempat menyosialisasikan Pemilu 2024 yang damai di daerah itu, kata Bupati Maros HAS Chaidir Syam.
"Kemenag Maros memberi penghargaan sebagai bentuk apresiasi pada enam Penyuluh Agama Islam (PAI) terbaik tingkat Kabupaten Maros, karena peranannya sangat penting di masyarakat," katanya di Maros, Kamis.
Mereka juga memiliki peranan penting dalam upaya penurunan angka prevalensi stunting melalui pencegahan pernikahan dini sehingga mendapatkan apresiasi dari Kemenag dan Pemerintah Kabupaten Maros.
Dia mengatakan piagam penghargaan telah diberikan kepada masing-masing penerima bersama Kepala Kantor Kemenag Maros Muhammad dan Ketua DPRD Andi Patarai Amir.
Ia mengapresiasi kinerja penyuluh agama dalam membina umat dan mengedukasi generasi muda di Kabupaten Maros.
Baca juga: Pemkab Maros dan USAID IUWASH berkolaborasi tangani stunting
Baca juga: Pemkab Maros bantu dana hibah Rp34 miliar kepada KPU
“Penyuluh agama kita telah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Terima kasih kepada organisasi keagamaan, tokoh agama, penyuluh agama yang ikut membantu mewujudkan Maros, menjadi kabupaten religius,” katanya.
Sebanyak enam Penyuluh Agama Islam terbaik Kabupaten Maros yang mendapatkan penghargaan tersebut, yakni Nuryanti, Penyuluh Agama KUA Mallawa sebagai terbaik pertama, Hamzah, Penyuluh Agama KUA Mandai sebagai terbaik kedua, dan Juhriyah, Penyuluh Agama KUA Lau sebagai terbaik ketiga.
Selain itu, Rosmiati, Penyuluh Agama KUA Simbang menerima piagam penghargaan sebagai harapan pertama, Hamzah Ahmad, Penyuluh Agama KUA Bantimurung sebagai harapan kedua dan St Rahmawati, Penyuluh Agama KUA Cenrana sebagai harapan ketiga.
Seorang Penyuluh Agama KUA Mallawa Nuryanti mengaku tidak menyangka mendapatkan apresiasi sebagai terbaik pertama pasalnya dalam setiap bekerja hanya berusaha optimal dan tanpa mengharapkan sesuatu.
"Hanya ikhlas menjalani tugas yang sudah menjadi tanggung jawab kami. Tentu banyak tantangan di lapangan, khususnya menyosialisasikan pentingnya kematangan usia dan mental untuk menikah dan membangun rumah tangga," katanya.
"Kemenag Maros memberi penghargaan sebagai bentuk apresiasi pada enam Penyuluh Agama Islam (PAI) terbaik tingkat Kabupaten Maros, karena peranannya sangat penting di masyarakat," katanya di Maros, Kamis.
Mereka juga memiliki peranan penting dalam upaya penurunan angka prevalensi stunting melalui pencegahan pernikahan dini sehingga mendapatkan apresiasi dari Kemenag dan Pemerintah Kabupaten Maros.
Dia mengatakan piagam penghargaan telah diberikan kepada masing-masing penerima bersama Kepala Kantor Kemenag Maros Muhammad dan Ketua DPRD Andi Patarai Amir.
Ia mengapresiasi kinerja penyuluh agama dalam membina umat dan mengedukasi generasi muda di Kabupaten Maros.
Baca juga: Pemkab Maros dan USAID IUWASH berkolaborasi tangani stunting
Baca juga: Pemkab Maros bantu dana hibah Rp34 miliar kepada KPU
“Penyuluh agama kita telah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Terima kasih kepada organisasi keagamaan, tokoh agama, penyuluh agama yang ikut membantu mewujudkan Maros, menjadi kabupaten religius,” katanya.
Sebanyak enam Penyuluh Agama Islam terbaik Kabupaten Maros yang mendapatkan penghargaan tersebut, yakni Nuryanti, Penyuluh Agama KUA Mallawa sebagai terbaik pertama, Hamzah, Penyuluh Agama KUA Mandai sebagai terbaik kedua, dan Juhriyah, Penyuluh Agama KUA Lau sebagai terbaik ketiga.
Selain itu, Rosmiati, Penyuluh Agama KUA Simbang menerima piagam penghargaan sebagai harapan pertama, Hamzah Ahmad, Penyuluh Agama KUA Bantimurung sebagai harapan kedua dan St Rahmawati, Penyuluh Agama KUA Cenrana sebagai harapan ketiga.
Seorang Penyuluh Agama KUA Mallawa Nuryanti mengaku tidak menyangka mendapatkan apresiasi sebagai terbaik pertama pasalnya dalam setiap bekerja hanya berusaha optimal dan tanpa mengharapkan sesuatu.
"Hanya ikhlas menjalani tugas yang sudah menjadi tanggung jawab kami. Tentu banyak tantangan di lapangan, khususnya menyosialisasikan pentingnya kematangan usia dan mental untuk menikah dan membangun rumah tangga," katanya.