Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun ini membuka delapan skema pendanaan riset sebagai bentuk dukungan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
"Skema-skema pendanaan riset itu dibuka sepanjang tahun," kata Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN Ajeng Arum Sari dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Ajeng menuturkan delapan skema pendanaan itu adalah Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Kompetisi, RIIM Ekspedisi, RIIM Start-Up, RIIM Invitasi, RIIM Kolaborasi, Pusat Kolaborasi Riset (PKR), Pengujian Produk Inovasi Kesehatan, dan Pengujian Produk Inovasi Pertanian.
Menurut dia, setiap skema pendanaan memiliki persyaratan berbeda. Pendanaan RIIM Kompetisi adalah pendanaan riset untuk mencari kebaharuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut.
"Pendanaan RIIM Kompetisi menerima semua bidang, baik dari science, engineering, sosial dan humaniora, tata kelola pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat. Kecuali bidang-bidang yang sudah masuk ke dalam tema di skema RIIM Ekspedisi atau RIIM Invitasi Strategis," kata Ajeng.
RIIM Ekspedisi merupakan pendanaan riset untuk menghasilkan data maupun koleksi ilmiah dalam rangkaian penjelajahan dan penyelidikan lapangan secara ilmiah untuk mendapatkan rekaman data ataupun koleksi ilmiah.
Tema yang dibuka pada RIIM Ekspedisi Gelombang II adalah ekspedisi dan eksplorasi keragaman masyarakat dan budaya Indonesia.
"Tema itu mencakup ekspedisi dan eksplorasi terkait agama, etnisitas, seni, tradisi, pengetahuan lokal, bahasa, sastra, dan yang relevan,” kata Ajeng.
Skema Pusat Kolaborasi Riset adalah pendanaan yang diberikan kepada institusi atau lembaga yang mengembangkan pusat kolaborasi riset dan inovasi pada bidang spesifik secara multi dan interdisiplin ilmu yang dapat bereputasi internasional.
Pengusul adalah perguruan tinggi yang sudah memiliki rekam jejak dengan Pusat Riset BRIN.
Pendanaan riset dan inovasi untuk RIIM juga menjangkau ke pembiayaan untuk calon perusahaan rintisan berbasis hasil riset BRIN atau hasil riset masyarakat yang disalurkan melalui skema RIIM Start-Up.
Terkait pengujian produk, BRIN juga meluncurkan skema Pengujian Produk Inovasi Pertanian dan Pengujian Produk Inovasi Kesehatan.
“Skema RIIM Pengujian Produk Inovasi Pertanian merupakan program untuk pengujian produk inovasi pertanian, peternakan, dan perikanan," papar Ajeng.
Sedangkan Skema Pengujian Produk Inovasi Kesehatan merupakan skema pengujian dari BRIN sebagai penanggung jawab skema dan sponsor bersama industri pengusul untuk melakukan pelaksanaan pengujian praklinik atau uji klinik atas kandidat produk inovasi kesehatan yang akan diedarkan.
Pengusul skema pengujian adalah industri yang memanfaatkan hasil riset inventor.
Kemudian, RIIM Invitasi adalah pendanaan yang diberikan kepada institusi atau lembaga riset baik pemerintah maupun nonpemerintah dengan tema yang ditentukan oleh penyelenggara RIIM Invitasi maupun usulan dari kementerian/lembaga/badan usaha.
RIIM Kolaborasi merupakan implementasi dari target BRIN sebagai platform kerja sama nasional dan global yang inklusif dan kolaboratif.
Skema RIIM Kolaborasi adalah skema yang dibuka secara khusus berdasarkan kerja sama antara BRIN dengan negara mitra atau lembaga pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri untuk meningkatkan kolaborasi riset nasional antarperiset Indonesia dan kolaborasi riset internasional antara periset Indonesia dengan periset dari negara lain.
Pendanaan riset itu dapat diakses tidak hanya oleh sivitas BRIN saja, namun juga untuk masyarakat umum, seperti akademisi, start-up, maupun industri. Saat ini pengguna pendanaan riset BRIN masih didominasi oleh perguruan tinggi.
Syarat utama menjadi ketua tim periset harus berpendidikan strata tiga, maksimal terlibat dalam dua usulan proposal, dan memiliki rekam jejak yang sesuai dengan kegiatan yang diusulkan.
Pada tahun 2022 sampai 2023, BRIN mengalokasikan anggaran riset sebesar Rp365,46 miliar untuk 1.500 judul dengan jangka waktu penelitian satu sampai tiga tahun.
Skema pendanaan itu telah menghasilkan 712 publikasi internasional, 144 paten, dan 173 prototipe.
"Alokasi anggaran riset dan inovasi tersebut diberikan melalui berbagai skema pendanaan riset,” kata Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono.