KPU Makassar: Armada logistik terbatas mengakibatkan pelayanan TPS molor
Makassar (ANTARA) - Komisioner KPU Makassar Abdi Goncing mengemukakan bahwa armada pengangkutan untuk distribusi logistik menjadi alasan utama pelayanan pada berbagai tempat pemungutan suara (TPS) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, molor.
Maka dari itu, mewakili KPU Makassar, Abdi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat dan pemilih di Kota Makassar atas keterlambatan operasional TPS yang menyebabkan antrean panjang dan molor hingga sejam atau lebih.
"Keterlambatan ini disebabkan oleh adanya sedikit kendala pada armada angkutan logistik yang terbatas. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas adanya keterlambatan dalam distribusi logistik pemilu ke TPS, sehingga membuat masyarakat lama mengantre," kata dia.
Kendati demikian, Abdi berharap hal seperti ini tidak terjadi lagi pada penyelenggaraan pemilu dan pemilihan pada masa mendatang. Permasalahan tersebut akan dijadikan acuan untuk pelaksanaan pesta demokrasi yang lebih baik ke depan.
Sejumlah TPS di Kota Makassar terlambat memberikan pelayanan bagi masyarakat yang ingin mencoblos pada pemilu 2024, salah satunya TPS 10 Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Makassar.
Pelayanan untuk menyalurkan hak pilih masyarakat belum dimulai hingga pukul 08.38 Wita, sementara waktu pemungutan suara pada pukul 07.00-13.00 Wita sesuai surat pemberitahuan pemungutan suara yang telah disebar anggota KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara).
"Saya sejak pagi datang, dan sampai sekarang masih menunggu, sudah banyak yang antri," kata salah satu warga, Andi Rahmatullah di Makassar, Rabu.
Berdasarkan informasi yang diterima, bukan hanya satu TPS yang mengalami keterlambatan pelayanan pemungutan suara, tetapi juga ada tiga TPS lainnya akibat belum tersedia tinta.
Selain itu, Ashrawi, salah seorang warga Kelurahan Tamamaung, Kecamatan Panakkukang harus menunggu di TPS 29, padahal dia datang ke TPS tersebut sejak pukul 07.30 Wita.
Bahkan, perempuan produktif ini harus kembali pulang ke rumah bersama warga lainnya karena menganggap dirinya datang terlalu cepat, sementara TPS belum dibuka.
"Tapi setelah kami datang kembali jam 8.30 pagi, ternyata belum juga mulai. Kata petugas KPPS, logistik tiba sejak subuh hari dan butuh waktu untuk mempersiapkannya di masing-masing TPS," kata Rawi sapaannya yang mengutip pula jawaban petugas KPPS tempat dia mencoblos.
Selain di Makassar, keterlambatan layanan pemungutan suara juga terjadi di Kabupaten Jeneponto karena kotak suara yang terlambat didistribusi ke TPS. Tepatnya di TPS 16, Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto.
Chaerani selaku warga setempat mengeluhkan hal ini, apalagi tidak sedikit yang berusia lanjut telah datang sejak pagi hari untuk menyalurkan hak pilihnya.
Hingga pukul 08.53 Wita, pemungutan suara belum dimulai dengan alasan masih penghitungan surat suara di depan para saksi.
"Semuanya baru disiapkan, dan masih belum mulai, bukan cuman di TPS saya, tetapi juga di beberapa TPS lainnya," kata Rani sapaan perempuan berhijab itu.
Maka dari itu, mewakili KPU Makassar, Abdi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat dan pemilih di Kota Makassar atas keterlambatan operasional TPS yang menyebabkan antrean panjang dan molor hingga sejam atau lebih.
"Keterlambatan ini disebabkan oleh adanya sedikit kendala pada armada angkutan logistik yang terbatas. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas adanya keterlambatan dalam distribusi logistik pemilu ke TPS, sehingga membuat masyarakat lama mengantre," kata dia.
Kendati demikian, Abdi berharap hal seperti ini tidak terjadi lagi pada penyelenggaraan pemilu dan pemilihan pada masa mendatang. Permasalahan tersebut akan dijadikan acuan untuk pelaksanaan pesta demokrasi yang lebih baik ke depan.
Sejumlah TPS di Kota Makassar terlambat memberikan pelayanan bagi masyarakat yang ingin mencoblos pada pemilu 2024, salah satunya TPS 10 Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Makassar.
Pelayanan untuk menyalurkan hak pilih masyarakat belum dimulai hingga pukul 08.38 Wita, sementara waktu pemungutan suara pada pukul 07.00-13.00 Wita sesuai surat pemberitahuan pemungutan suara yang telah disebar anggota KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara).
"Saya sejak pagi datang, dan sampai sekarang masih menunggu, sudah banyak yang antri," kata salah satu warga, Andi Rahmatullah di Makassar, Rabu.
Berdasarkan informasi yang diterima, bukan hanya satu TPS yang mengalami keterlambatan pelayanan pemungutan suara, tetapi juga ada tiga TPS lainnya akibat belum tersedia tinta.
Selain itu, Ashrawi, salah seorang warga Kelurahan Tamamaung, Kecamatan Panakkukang harus menunggu di TPS 29, padahal dia datang ke TPS tersebut sejak pukul 07.30 Wita.
Bahkan, perempuan produktif ini harus kembali pulang ke rumah bersama warga lainnya karena menganggap dirinya datang terlalu cepat, sementara TPS belum dibuka.
"Tapi setelah kami datang kembali jam 8.30 pagi, ternyata belum juga mulai. Kata petugas KPPS, logistik tiba sejak subuh hari dan butuh waktu untuk mempersiapkannya di masing-masing TPS," kata Rawi sapaannya yang mengutip pula jawaban petugas KPPS tempat dia mencoblos.
Selain di Makassar, keterlambatan layanan pemungutan suara juga terjadi di Kabupaten Jeneponto karena kotak suara yang terlambat didistribusi ke TPS. Tepatnya di TPS 16, Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto.
Chaerani selaku warga setempat mengeluhkan hal ini, apalagi tidak sedikit yang berusia lanjut telah datang sejak pagi hari untuk menyalurkan hak pilihnya.
Hingga pukul 08.53 Wita, pemungutan suara belum dimulai dengan alasan masih penghitungan surat suara di depan para saksi.
"Semuanya baru disiapkan, dan masih belum mulai, bukan cuman di TPS saya, tetapi juga di beberapa TPS lainnya," kata Rani sapaan perempuan berhijab itu.