Makassar (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan mengimbau masyarakat tetap tenang menyikapi hasil hitung cepat Pilpres 2024 yang dirilis sejumlah lembaga survei sambil menunggu hasil penghitungan suara resmi dari KPU RI.
"Saya pikir masyarakat kita sudah dewasa, terbiasa berpemilu, hasil quick count itu cuma alat bantu. Kalau di KPU (hasil penghitungan manual) yang kami rilis secara pasti, itu apa yang kami putuskan dalam proses rekap berjenjang," kata Ketua KPU Sulsel Hasbullah kepada wartawan di Makassar, Rabu malam.
Usai bertemu Kapolda Sulsel Irjen Polisi Andi Rian R Djajadi dan Penjabat Gubenur Sulsel Bahtiar Baharuddin, ia mengatakan bahwa hasil hitung cepat hanya sebagai ukuran awal, tetapi bukan menjadi dasar keputusan.
Ia menegaskan bahwa hasil resmi pilpres dikeluarkan KPU RI setelah melakukan rekapitulasi penghitungan suara secara berjenjang dari tempat pemungutan suara (TPS), panitia pemungutan suara (PPS), panitia pemilihan kecamatan (PPK), KPU kabupaten/kota, KPU provinsi hingga diputuskan dan ditetapkan KPU RI.
"Jadi, setelah malam ini, penghitungan akan naik ke PPS, kemudian ke PPK, ke kabupaten plenonya untuk rekapitulasi masing-masing kecamatan, selanjutnya naik ke (KPU) provinsi. Itu yang menjadi pegangan kami sebagai hasil resmi," paparnya menegaskan.
Hasbullah berharap masyarakat menyikapi hitung cepat bukan sebagai keputusan resmi sebab ada mekanisme alur penghitungan suara secara berjenjang sampai kepada putusan finalnya di KPU RI.
"Untuk menyikapinya, kami minta kedewasaan semua warga dan para pendukung masing-masing pasangan calon atau peserta pemilu. Tunggu hasil resmi yang akan disampaikan KPU RI," tambahnya.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 diikuti tiga pasangan calon, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
Dari hasil hitung cepat yang dirilis sejumlah lembaga survei, pasangan Prabowo-Gibran unggul dalam perolehan suara di atas 50 persen, disusul Anies-Muhaimin sekitar 25-26 persen dan Ganjar-Mahfud berkisar 16-17 persen.