Mamuju (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Sulbar akan menjadikan tanaman kakao menjadi komoditi andalan di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) untuk mendorong perekonomian daerah.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Sulbar, Junda Maulana, di Mamuju, Senin, mengatakan kakao menjadi komoditi unggulan yang akan dikembangkan dalam rangka mendorong peningkatan ekonomi daerah.
Kakao akan dikembangkan di seluruh Kabupaten di Sulbar karena seluruh daerah di Sulbar cocok mengembangkan kakao.
"Pemprov Sulbar telah membagi kluster pengembangan komoditi perkebunan di sejumlah daerah sesuai rancangan pembangunan jangka menengah daerah (2025-2029) dan kakao akan dikembangkan di seluruh daerah di Sulbar," katanya.
Menurut dia, anggaran APBD dan APBN di Sulbar akan diarahkan untuk meningkatkan produksi kakao di Sulbar dengan target sebesar 76 ribu ton per tahun dan luas areal 145 ribu hektare.
Ia menyampaikan bahwa selain kakao, Sulbar juga akan menjadikan komoditi sawit dan kopi sebagai komoditi unggulan, namun tidak dikembangkan pada seluruh daerah di Sulbar.
"Komoditi sawit Sulbar yang memiliki produksi 367.890 ton per tahun dengan luas areal mencapai 73.578 hektare akan dikembangkan pada tiga kabupaten yaitu Pasangkayu Mamuju dan Mamuju Tengah," katanya.
Sementara komoditi kopi akan dikembangkan di Kabupaten Mamasa dengan produksi sebesar 4.671 ton per tahun dengan luas areal 6.671 hektare.
"Sedangkan di Kabupaten Majene akan dikembangkan komoditi pertanian yakni bawang merah melalui food estate," katanya.
Ia mengatakan komoditi pertanian dan perkebunan tersebut akan menjadi peluang usaha bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya Karena Sulbar telah menjadi daerah penyangga ibu kota negara (IKN) di Penajam Paser Utara.