Gubernur Sulbar ingin tanaman anggrek diekspor bangun ekonomimasyarakat
Mamuju (ANTARA) - Penjabat Gubernur Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Bahtiar Baharuddin mendorong pengembangan budidaya tanaman anggrek di Kabupaten Mamasa untuk menjadi komoditas ekspor dalam rangka membangun ekonomi masyarakat.
"Mamasa sebagai daerah yang terletak di atas pegunungan Sulbar, memiliki cuaca dan iklim yang sangat cocok menjadi lokasi pengembangan tanaman anggrek," kata penjabat Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, Mamasa memiliki sekitar 400 aneka macam jenis tanaman anggrek, yang menjanjikan dan potensial dijadikan komoditi ekspor.
Menurut dia, Pemprov Sulbar akan membantu budidaya tanaman anggrek dengan mendorong setiap masyarakat memiliki kebun anggrek.
"Kalau setiap warga Mamasa memiliki
kebun anggrek maka produktivitas anggrek akan meningkat dan jumlahnya semakin banyak, sehingga potensial dipasarkan keluar negeri dan menjadi komoditas ekspor," katanya.
Menurut dia, Pemprov Sulbar juga akan mendukung masyarakat untuk membudidayakan tanaman anggrek tersebut agar semakin berkembang dengan memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) melalui perbankan.
Selain itu, akan berupaya menjalin kerjasama dengan investor yang dapat membeli dan menyediakan pasar komoditi anggrek di luar negeri.
"Anggrek di Mamasa berpeluang menjadi tanaman hias dan dapat dikembangkan menjadi tanaman industri, karena memiliki banyak manfaat, dan Mamasa akan dijadikan daerah penghasil anggrek terbesar di dunia, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia menyampaikan, di daerah wisata Sawo Tondok Bakaru yang terletak di hutan Kabupaten Mamasa terdapat anggrek bernama "Trichotosia Andreas", anggrek tersebut memiliki keunikan karena memiliki bulu halus berwarna putih dan hijau sepanjang batangnya, sehingga menambah keindahannya.
"Anggrek tersebut sangat langka atau, sehingga akan dilindungi dan pemerintah Sulbar akan melakukan budidaya agar jumlahnya terus bertambah dan dapat dipasarkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya
"Mamasa sebagai daerah yang terletak di atas pegunungan Sulbar, memiliki cuaca dan iklim yang sangat cocok menjadi lokasi pengembangan tanaman anggrek," kata penjabat Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, Mamasa memiliki sekitar 400 aneka macam jenis tanaman anggrek, yang menjanjikan dan potensial dijadikan komoditi ekspor.
Menurut dia, Pemprov Sulbar akan membantu budidaya tanaman anggrek dengan mendorong setiap masyarakat memiliki kebun anggrek.
"Kalau setiap warga Mamasa memiliki
kebun anggrek maka produktivitas anggrek akan meningkat dan jumlahnya semakin banyak, sehingga potensial dipasarkan keluar negeri dan menjadi komoditas ekspor," katanya.
Menurut dia, Pemprov Sulbar juga akan mendukung masyarakat untuk membudidayakan tanaman anggrek tersebut agar semakin berkembang dengan memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) melalui perbankan.
Selain itu, akan berupaya menjalin kerjasama dengan investor yang dapat membeli dan menyediakan pasar komoditi anggrek di luar negeri.
"Anggrek di Mamasa berpeluang menjadi tanaman hias dan dapat dikembangkan menjadi tanaman industri, karena memiliki banyak manfaat, dan Mamasa akan dijadikan daerah penghasil anggrek terbesar di dunia, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia menyampaikan, di daerah wisata Sawo Tondok Bakaru yang terletak di hutan Kabupaten Mamasa terdapat anggrek bernama "Trichotosia Andreas", anggrek tersebut memiliki keunikan karena memiliki bulu halus berwarna putih dan hijau sepanjang batangnya, sehingga menambah keindahannya.
"Anggrek tersebut sangat langka atau, sehingga akan dilindungi dan pemerintah Sulbar akan melakukan budidaya agar jumlahnya terus bertambah dan dapat dipasarkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya