Makassar (ANTARA) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin (Unhas) Gelombang 112 mengadakan kegiatan penyuluhan teknologi tepat guna (TTG) pembuatan pupuk organik cair dari limbah kakao bagi masyarakat di Desa Laskap, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Dodi Setiawan, penggagas KKN-T Unhas dalam keterangannya di Makassar, Minggu, mengatakan dalam pelaksanaan kegiatan ini mereka memberikan contoh kepada masyarakat petani kakao untuk membuat pupuk organik cair dari bahan dan peralatan yang sederhana yang gampang diperoleh di sekitar.
Ia menjelaskan, prosesnya dimulai dengan mengombinasikan beberapa limbah pertanian kakao yakni kulit buah dan daun kakao yang difermentasi menggunakan konsorsium bakteri di dalam rangkaian alat yang telah dibuat sebelumnya.
"Adapun rangkaian alat yang dibuat cukup sederhana dengan menggunakan tong plastik sebagai komponen utama dalam rangkaian alat pembuatan pupuk organik cair ini," jelas mahasiswa Biologi Unhas ini.
Dodi mengatakan, hal yang melatarbelakangi mahasiswa KKN-T Unhas mengadakan kegiatan ini adalah karena hasil komoditas perkebunan utama Desa Laskap yaitu tanaman kakao memiliki limbah kulit kakao yang tidak dimanfaatkan.
Selain itu, juga memberikan pemahaman kepada petani akan seluruh potensi dari hasil pertanian/perkebunan, serta meningkatkan kesadaran petani mengenai pentingnya menjaga lingkungan melalui penerapan sistem pertanian/perkebunan yang berkelanjutan.
Sementara Kepala Desa Laskap, Herman Zain, mendukung penuh dan sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN-T Unhas di desanya, karena dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan pandangan baru dan motivasi bagi masyarakat, khususnya para petani kakao yang menjadi target utama dalam pelaksanaan kegiatan.
“Penerapan penggunaan pupuk organik di Desa Laskap saya kira sangat bagus semoga warga antusias dapat melaksanakan pembuatan pupuk cair ini karena dapat mengurangi limbah yang selama hanya dibuang percuma,” ujar Herman.
Mahasiswa KKN-T Unhas juga berharap kegiatan pembuatan pupuk organik cair dari limbah pertanian/perkebunan dapat dilanjutkan dan diterapkan dengan skala yang lebih besar di Desa Laskap, bukan hanya limbah perkebunan kakao melainkan seluruh limbah perkebunan yang ada di desa itu.
Apalagi ini dapat dikombinasikan dengan limbah rumah tangga yang sangat minim mendapat perhatian untuk dikelola.
Mahasiswa KKN-T Unhas juga berharap aparat desa, petani, dan para pemuda yang ada di Desa Laskap dapat berkoordinasi dan bekerja sama untuk melanjutkan kegiatan pembuatan pupuk organik ini karena jika semakin banyak orang yang terlibat maka semakin efisien pula kegiatan yang dilaksanakan tersebut.