Mamuju (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat bersama sejumlah instansi terkait di daerah setempat, melakukan koordinasi terkait dukungan psikososial terhadap anak penyandang disabilitas di kawasan kebencanaan.
"Koordinasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak penyandang disabilitas di daerah rawan bencana mendapatkan perhatian dan dukungan yang mereka butuhkan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulbar Arnidah, di Mamuju, Selasa.
Armidah menyampaikan itu saat rapat koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak (Satgas PPA) serta Dinas Sosial Provinsi Sulbar.
Pada rapat koordinasi itu dihadiri Kepala Seksi Perlindungan Khusus Anak dari DP3AP2KB Sulbar, perwakilan Satgas PPA Yurlin Tamba serta pekerja sosial dari Dinas Sosial Provinsi Sulbar Muhammad Reza.
"Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan koordinasi mengenai dukungan psikososial bagi anak penyandang disabilitas di kawasan kebencanaan," ujar Armidah.
Sementara, Pelaksana Tugas Kepala BPBD Sulbar Muhammad Yasir Fattah mengatakan, pertemuan itu merupakan langkah awal dalam upaya kolaboratif untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respon terhadap kebutuhan khusus anak-anak penyandang disabilitas dalam situasi bencana.
"Kami akan menindaklanjuti hasil koordinasi ini dengan langkah-langkah konkret, termasuk penyusunan protokol khusus dan pelatihan bagi petugas lapangan. Semua ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada satu anak pun yang tertinggal dalam upaya penanggulangan bencana di Sulbar," kata Yasir Fattah.
Ia menekankan pentingnya pelibatan aktif komunitas dan keluarga dalam upaya memberikan dukungan psikososial bagi anak-anak penyandang disabilitas di kawasan rawan bencana.
"BPBD Sulbar berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak demi mewujudkan perlindungan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk kelompok rentan dalam menghadapi potensi bencana," kata Yasir Fattah.