Makassar (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Sulawesi Selatan (Sulsel) Supendi menyebutkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di wilayahnya mencapai Rp15,93 triliun per November 2024 atau telah tumbuh 18,28 persen.
"Peningkatannya cukup besar ini sekitar 18,28 persen secara year on year (yoy) jika membandingkan dengan sebelumnya yakni Rp13,46 triliun. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam pengembangan ekonomi Indonesia," ujar Supendi, di Makassar, Jumat.
Supendi mengatakan sektor usaha pertanian, perburuan, dan kehutanan telah tersalur Rp7,3 triliun, disusul sektor usaha perdagangan besar dan eceran telah tersalur sebanyak Rp5,3 triliun.
Pada jasa sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya tersalurkan Rp1,2 triliun, sektor industri pengolahan tersalur Rp651,80 miliar; sektor perikanan tersalur Rp626,48 miliar dan lainnya tersalurkan Rp709,34 miliar.
Adapun bank penyalur yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan total Rp13,2 triliun untuk 266.018 debitur, Bank Mandiri Rp1,42 triliun (10.493 debitur), Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp342,37 miliar (2.085 debitur).
Selanjutnya BPD Sulselbar Rp312,03 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 2.397 orang, Bank Negara Indonesia (BNI) Rp310,37 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 1.231 orang.
Kemudian PT Pegadaian Syariah tersalurkan Rp188,19 miliar untuk 11.003 debitur, Bank Tabungan Negara (BTN) tersalurkan sebesar Rp74,37 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 323 orang serta bank lainnya sebesar Rp33,35 miliar untuk 99 debitur.
"Untuk total KUR tersalurkan itu Rp15,93 triliun dan ini belum termasuk ultra mikro (UMi) yang juga menyalurkan Rp282,19 miliar terhadap 50.381 krediturnya," ujarnya pula.