Makassar (ANTARA) - Program Listrik Pertanian (Elektricfying Agriculture) di wilayah kerja PT PLN Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (Sulselbar) pada 2024 mencapai 3.820 pelanggan.
"Program ini untuk mendorong pendapatan dan produktivitas petani melalui pendekatan penghematan dan efisiensi listrik," kata General Manager PT PLN Sulselrabar Budiono di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, melalui program inovasi PLN untuk hadir di tengah para petani dalam upaya meningkatkan efisiensi biaya operasional.
Dengan demikian, lanjut dia, listrik bukan sekedar untuk penerangan saja, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Berkaitan dengan hal tersebut pihaknya terus berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik dengan sistem kelistrikan yang handal dan membawa manfaat bagi konsumen.
Hal itu dibenarkan salah seorang petani di kabupaten Gowa, Sulsel Syahruddin.
Dia mengatakan telah menggunakan listrik dengan daya terpasang 66 kilo volt ampere kVA menjadi sumber energi dalam mengoperasikan pompa listrik di areal sawah seluas 200 hektar dari 3 desa.
Sebagai gambaran, sebelum menggunakan pompa listrik masyarakat hanya panen satu kali per tahun, namun setelah menggunakan pompa listrik panen dapat sampai tiga kali setahun.
"Untuk satu kali siklus panen dulu petani menghabiskan 360 juta membeli gas elpiji, namun dengan daya listrik hanya mengeluarkan biaya Rp51 juta per tahun," katanya.
![Logo Header Antaranews Makassar](https://makassar.antaranews.com/img/makassar.antaranews.com2.png)
Program listrik pertanian PLN Sulselrabar 2024 menyasar 3.820 pelanggan
![Image Print](https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2025/01/28/SAWAH-LISTRIK.jpg)
![Program listrik pertanian PLN Sulselrabar 2024 menyasar 3.820 pelanggan](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2025/01/28/SAWAH-LISTRIK.jpg)
Ilustrasi areal persawahan yang sudah menggunakan pompa air listrik untuk mendukung produktivitas pertanian di areal persawahan di Kabupaten Gowa, Sulsel ANTARA/ Suriani Mappong