Mamuju Utara (ANTARA Sulbar) - Puluhan warga rupanya menolak untuk tidur di posko pengungsian bencana banjir kiriman yang melanda daerah Bukit Harapan, Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Mamuju Utara (Matra), Sulawesi Barat, lantaran tak ada fasilitas lampu penerangan, tikar dan fasilitas lainnya.
"Posko pengungsian yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Matra sangat mengecewakan karena tidak layak huni. Akhirnya, kami kembali ke rumah kerabat keluarga malam ini karena di posko pengungsian tidak layak untuk dihuni," kata Muna salah seorang warga Dusun Marisa yang terkena dampak banjir kiriman di Matra, Senin.
Menurutnya, dampak bencana banjir kiriman itu masih merendam ratusan rumah warga sehingga sebagian besar warga memilih bermalam di rumah kerabat keluarga yang masih terhindar dari dampak bencana banjir.
"Luapan air sungai lariang di dusun Bukit Harapan masih menutupi bahu jalan hingga ke jalan trans sulawesi, akibatnya antrian panjang kendaraan masih terlihat di lokasi banjir," katanya.
Selain mengeluhkan posko yang tidak layak, warga juga mengeluh dengan tidak adanya selimut yang dibagikan kepada pengungsi, padahal lokasi pengungsian tersebut berada tidak jauh dari lokasi banjir sehingga mereka sangat membutuhkan selimut.
Selain keluhan dingin dan banyaknya nyamuk kata dia, juga menjadi salah satu faktor warga menolak tidur di tenda pengungsian. Ini yang membuat warga kecewa dengan fasilitas yang disiapkan pemerintah.
"BPBD tidak siap mengatasi bencana alam. Bagaimana mungkin kami ke pengungsian jika fasilitas saja tidak memadai," ujar Muna dengan raut wajah yang kecewa.

