Makassar (Antara Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor perdana 30 ton gurita beku yang diprakarsai PT Perikanan Nusantara (Persero) bekerja sama dengan Ajirushi co. ltd ke Jepang.
"Sulsel memiliki sasaran dan fokus pada pangan laut, sehingga kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan potensi itu sangat dibutuhkan," kata Syahrul saat melepas ekspor komoditi tersebut di Makassar, Kamis.
Saat ini, kata dia, produk perikanan dan kelautan Sulsel memang menjadi primadona, hal ini terlihat dari permintaan terutama dari Jepang dan Eropa cukup tinggi.
Pihaknya, lanjut Syahrul, bahkan telah berbicara dengan Presiden Joko Widodo tentang PT Perikanan Nusantara agar fokus di Indonesia Bagian Timur karena potensi kelautan yang sangat besar.
Ia menyebutkan bahwa target pendapatan dari perikanan dan kelautan di tahun 2017 sebesar Rp11 triliun. Sementara untuk target pengiriman gurita beku sebanyak 1000 ton ke Jepang.
"Permintaan terhadap produk gurita tidak terbatas, terutama dari Jepang dan negara-negara Eropa seperti Italia," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Perikanan Nusantara (Persero) Dendi Anggi Gumilang mengatakan pihaknya berharap nelayan bisa meningkatkan produktifitasnya agar kapasitas ekspor bisa lebih meningkat lagi tahun-tahun mendatang.
"Kami sudah menyiapkan alat produksi yang mengolah gurita segar menjadi produk siap konsumsi," kata dia.
Dendi juga mengutarakan niat pemerintah Tokyo, Jepang bisa memiliki "sister city" di Sulsel di bidang perikanan.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama PT. Ajirushi Katsuhisa Koinuma mengungkapkan pihaknya menyambut baik kerja sama yang ada.
Katshuhisa menambahkan, pihaknya akan memberikan pendidikan dan bimbingan pada nelayan terkait pengelelolaan gurita dari penangkapan hingga sampai ke pabrik.
"Saya melihat yang perlu diperbaiki ada pada manajemen penangkapan dan pengelolaan. Serta perlu dukungan dari pemerintah," ujar Katshuhisa.
Ekspor perdana gurita Sulsel ini diapresiasi oleh Dirjen PSDKP/KKP Kementrian Kelautan dan Perikanan RI, Nilanto Perbowo.
Nilanto melanjutkan bahwa Jepang merupakan titik pertama Indonesia belajar perikanan, mulai dari menangkap hingga pengemasan.
"Kami mendorong kerja sama ini, agar sektor perikanan mempunyai nilai tambah yang lebih baik," katanya.