JSI rilis survei terbaru Pilkada Sulsel
Makassar (Antaranews Sulsel) - Lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) kembali merilis hasil survei terbaru tentang tingkat elektabilitas empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan, menjelang pencoblosan 27 Juni 2018.
"Data terbaru kami pasangan nomor urut empat Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar atau IYL Cakka meraih 26,3 persen, dan dibuntuti pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sulaiman Sudirman atau NA-ASS dengan perolehan 24,8 persen," kata Direktur Eksekutif JSI, Popon Lingga Geni di Makassar, Kamis.
Sementara untuk pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar atau NH-Aziz memperoleh 20,6 persen dan diposisi buncit pasangan Agus Arifin Nu`mang-Tanri Bali Lamo sebesar 19,0 persen.
Hasil riset tersebut, kata Popon, tidak jauh berbeda dengan hasil survei yang lalu hanya saja ada penurunan kurang lebih tiga persen. Namun hal itu tidak memengaruhi posisi pasangan IYL-Cakka.
Sementara responden yang tidak tahu atau belum menjawab sebesar 19,0 persen dan tidak jawab atau rahasia hanya 1,9 persen. Bila dilihat pada margin error tersebut, hasilnya tidak banyak perubahan secara signifikan antara kedua pasangan IYL-Cakka dan NA-ASS.
Untuk pengambilan sampel, kata dia, JSI melaksanakan pada 29 Mei-3 Juni 2018 dengan menggunakan teknik multistage random sampling dan jumlah responden awal sebanyak 800 orang di semua kabupaten kota. Margin of error plus minus 3,5 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Sedangkan tentang isu yang menghangat di Pilgub Sulsel seperti isu politik dinasti, isu mantan terpidana korupsi, dan isu kandidat pembohong, kata dia, juga tidak berubah secara siginifikan.
Dalam pertanyaan yang tim surveyor diajukan apabila ada calon gubernur Sulsel merupakan mantan terpidana korupsi, apakah bapak ibu akan memilih atau tidak memilih sebagai gubernur Sulsel periode 2018-2023.
Jawabannya, 55,9 persen tidak akan memilih dan 20,5 persennya akan memilih sedangkan 23,6 persen menjawab tidak tahu, tidak jawab.
Mengenai isu politik dinasti kepada responden, apakah bapak ibu pernah mendengar isu politik dinasti dalam sebuah pemilihan kepala daerah, jawabannya 74,5 persen tidak pernah mendengar, serta 25,5 persen pernah mendengar.
Kalau pernah mendengar arti politik dinasti, responden 75 persen menjawab mengerti dan 20,5 persen tidak mengerti sisanya tidak tahu tidak jawab.
Tentang isu kandidat pembohong, JSI juga mempunyai temuan dengan pertanyaan apabila ada calon gubernur yang melakukan kebohongan, apakah bapak ibu akan memilih calon gubernur priode 2018-20123 tersebut, jawaban responden 75 persen tidak memilih, 17,2 tidak tahu tidak jawab dan 7,8 persen tidak akan memilih.
"Data terbaru kami pasangan nomor urut empat Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar atau IYL Cakka meraih 26,3 persen, dan dibuntuti pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sulaiman Sudirman atau NA-ASS dengan perolehan 24,8 persen," kata Direktur Eksekutif JSI, Popon Lingga Geni di Makassar, Kamis.
Sementara untuk pasangan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar atau NH-Aziz memperoleh 20,6 persen dan diposisi buncit pasangan Agus Arifin Nu`mang-Tanri Bali Lamo sebesar 19,0 persen.
Hasil riset tersebut, kata Popon, tidak jauh berbeda dengan hasil survei yang lalu hanya saja ada penurunan kurang lebih tiga persen. Namun hal itu tidak memengaruhi posisi pasangan IYL-Cakka.
Sementara responden yang tidak tahu atau belum menjawab sebesar 19,0 persen dan tidak jawab atau rahasia hanya 1,9 persen. Bila dilihat pada margin error tersebut, hasilnya tidak banyak perubahan secara signifikan antara kedua pasangan IYL-Cakka dan NA-ASS.
Untuk pengambilan sampel, kata dia, JSI melaksanakan pada 29 Mei-3 Juni 2018 dengan menggunakan teknik multistage random sampling dan jumlah responden awal sebanyak 800 orang di semua kabupaten kota. Margin of error plus minus 3,5 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Sedangkan tentang isu yang menghangat di Pilgub Sulsel seperti isu politik dinasti, isu mantan terpidana korupsi, dan isu kandidat pembohong, kata dia, juga tidak berubah secara siginifikan.
Dalam pertanyaan yang tim surveyor diajukan apabila ada calon gubernur Sulsel merupakan mantan terpidana korupsi, apakah bapak ibu akan memilih atau tidak memilih sebagai gubernur Sulsel periode 2018-2023.
Jawabannya, 55,9 persen tidak akan memilih dan 20,5 persennya akan memilih sedangkan 23,6 persen menjawab tidak tahu, tidak jawab.
Mengenai isu politik dinasti kepada responden, apakah bapak ibu pernah mendengar isu politik dinasti dalam sebuah pemilihan kepala daerah, jawabannya 74,5 persen tidak pernah mendengar, serta 25,5 persen pernah mendengar.
Kalau pernah mendengar arti politik dinasti, responden 75 persen menjawab mengerti dan 20,5 persen tidak mengerti sisanya tidak tahu tidak jawab.
Tentang isu kandidat pembohong, JSI juga mempunyai temuan dengan pertanyaan apabila ada calon gubernur yang melakukan kebohongan, apakah bapak ibu akan memilih calon gubernur priode 2018-20123 tersebut, jawaban responden 75 persen tidak memilih, 17,2 tidak tahu tidak jawab dan 7,8 persen tidak akan memilih.