Seminyak Kuta, Bali (ANTARA) - Pengguna terdaftar aplikasi pembayaran nontunai LinkAja, saat ini mencapai 32 juta sedangkan pengguna aktif layanan teknologi finansial yang segera diluncurkan dalam waktu dekat tersebut sekitar 3 juta.
"Kami mengharapkan periode Ramadhan dan mudik Lebaran bisa menambah 'registered user' jadi 40 juta dan 'main user' dapat meningkat hingga 3,5 juta," kata Direktur Sales PT Telkomsel Sukardi Silalahi dalam acara Temu Media di Seminyak Kuta, Bali, Rabu.
Untuk mengoptimalkan layanan saat Ramadhan dan Idul Fitri (Rafi) 2019, menurut Sukardi, LinkAja menyasar sejumlah merchant layanan publik seperti operator jalan tol dan SPBU. Hingga saat ini sudah ada sekitar 131.000 merchant yang kerja sama.
Melalui kerja sama dengan PT Jasa Marga, nantinya LinkAja bisa digunakan untuk pembayaran tol maupun pengisian BBM di SPBU yang ada di tempat peristirahatan (rest area) tol.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mempermudah persyaratan menjadi merchant LinkAja. "Diharapkan pedagang kaki lima juga bisa menjadi merchant dari LinkAja," kata Sukardi.
Sementara itu Direktur Utama PT Telkomsel Ririek Ardiansyah menilai potensi pasar LinkAja sangat besar karena Telkomsel saja punya 160 juta pelanggan.
Produk layanan keuangan digital yang sebelumnya bernama TCash milik Telkomsel ini juga sudah terhubung dengan seluruh bank BUMN anggota Himpunan Bank Negara (Himbara).
"Anggota Himbara ini adalah bank-bank BUMN yang menempati 5 atau 10 besar emiten teratas Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam hal ini kami melakukan sinergi BUMN," kata Ririek.
LinkAja merupakan sistem pembayaran nontunai yang dikembangkan oleh perusahaan patungan delapan BUMN, yaitu PT Fintek Karya Nusantara atau Finarya.
Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, peluncuran secara resmi aplikasi LinkAja dijadwalkan akan digelar pada 5 Mei 2019.
PT Telkom melalui Telkomsel diperkirakan akan menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 25 persen. Bank Mandiri, BNI dan BRI masing-masing 20 persen. Sisanya, Pertamina 7 persen dan BTN 7 persen, sedangkan Jiwasraya dan Danareksa masing-masing 0,5 persen.