JSI lansir hasil survei elektabilitas kandidat Pilkada Gowa
Makassar (ANTARA) - Lembaga Survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) melansir hasil survei terhadap kandidat peserta pilkada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yakni pasangan petahana Adnan Purichta Ichsan-Abd Rauf Malaganni Kr Kio (Adnan-Kio) berada di posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 80 persen.
"Saat ini elektabitas Adnan paling tinggi. Top mind mencapai 62,9 persen secara terbuka. Sementara ditanyakan secara tertutup berada diangka 77,5 persen. Dan bila dikerucutkan hanya dua Paslon Pilkada Gowa, maka elektabitas pasangan ini tembus 80 persen lebih," kata Direktur Eksekutif JSI Fajar S Tamin saat konferensi pers di Makassar, Rabu.
Ia mengatakan sejauh ini ada beberapa kandidat yang disurvei, namun hanya tiga nama memiliki tingkat pengenalan diatas 50 persen di masyarakat, sepertinya Adnan Purichta Ichsan YL, Abdul Rauf Malaggani Krg Kio dan politisi PPP, Amir Uskara.
Riset dilaksanakan 13-17 Februari 2020 menggunakan teknik multistage random sampling, yang melibatkan 800 responden secara proporsional, melalui wawancara dan tatap muka memakai kusioner. Margin error kurang lebih 3,7 persen dengan tingkat kepercayaan publik 95 persen.
Selain itu, ungkap Fajar, untuk strong supporter atau pemilih loyal mencapai 63,3 persen.
Sementara apresiasi publik terhadap kinerja Bupati dan Wakil Bupati Gowa tinggi, serta kecepatan dalam menangani masalah, menjadi alasan utama tingginya elektabitas mereka.
"Kalau sekiranya pilkada hari ini digelar, presentase kemenangan hingga 81,5 persen, publik menginginkan kembali Adnan-Kio sebagai pemimpinnya," ujarnya.
Menurut dia, duet Adnan-Kio akan sulit terkejar karena selisih dengan bakal calon lain sangat jauh. Bila disimulasikan akan head to head atau hanya dua pasang calon, tingkat keterpilihan pasangan ini mencapai 88,5 persen.
Bila dipotret dari hasil survei, yang memungkinkan bisa mendulang suara sekitar 10 persen hanya Amir Uskara, tapi belakangan mendukung pasangan petahana itu. Sedangkan nama lainnya bila disimulasikan berlawanan, seperti Darmawangsyah Muin, rata-ratanya di bawah empat persen.
“Dari temuan di hasil survey, maka Adnan-Kio merupakan strong incumbent. Sampai dengan saat survei diturunkan, belum terlihat satupun kandidat atau pasangan yang mampu bersaing," ujarnya.
Pihaknya memperkirakan pasangan Adnan-Kio berpotensi mendulang dukungan dua kali lipat dari perolehan suaranya di Pilkada Gowa 2015. Termasuk berpotensi memecahkan rekor peraih persentase suara terbanyak pada Pilkada Bantaeng tahun 2013 lalu sekitar 83 persen.
“Sangat memungkinkan memecahkan rekor pilkada di Sulsel yang sebelumnya berhasil dicatatkan Nurdin Abdullah saat menjadi Bupati Bantaeng pada priode keduanya kala itu," ucap lulusan universitas ternama di Amerika Serikat.
Kendati demikian, presentase berpasangan itu masih memungkinkan bertambah apabila Pilkada Gowa 23 September 2020, diikuti kontestan lain, maupun ketika berhadapan dengan 'kolom kosong'
Hal ini mengingat, elektabilitas Adnan-Kio sejalan dengan keinginan warga yang menghendaki mereka melanjutkan kepemimpinannya kembali.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) Makassar, Fidraus Muhammad menuturkan, tingginya elektabitas Adnan-Kio tentu ada pengaruh besar dalam perjalanan pemerintahan.
"Sejauh ini, pasangan Adnan dengan Kareng Kio dalam menjalankan pemerintahan sangat harmonis. Selain itu, perubahan sistem pemerintahan yang lebih mudah didukung pembangunan infrastruktur membuat masyarakat menyukainya," kata dia.
Dia memprediksi, bila sampai waktunya belum ada penantang yang melawannya maka, kemungkinan besar akan melawan kolom kosong. Tentu kandidat lain pasti berfikir untuk melawan pasangan Adnan-Kio bila melihat hasil survei itu.
"Besar kemungkinannya melawan kolom kosong bila batas akhir pendaftaran tidak ada lawan. Sejauh ini belum ada figur yang menyatakan diri maju selain petahana," tambahnya.
"Saat ini elektabitas Adnan paling tinggi. Top mind mencapai 62,9 persen secara terbuka. Sementara ditanyakan secara tertutup berada diangka 77,5 persen. Dan bila dikerucutkan hanya dua Paslon Pilkada Gowa, maka elektabitas pasangan ini tembus 80 persen lebih," kata Direktur Eksekutif JSI Fajar S Tamin saat konferensi pers di Makassar, Rabu.
Ia mengatakan sejauh ini ada beberapa kandidat yang disurvei, namun hanya tiga nama memiliki tingkat pengenalan diatas 50 persen di masyarakat, sepertinya Adnan Purichta Ichsan YL, Abdul Rauf Malaggani Krg Kio dan politisi PPP, Amir Uskara.
Riset dilaksanakan 13-17 Februari 2020 menggunakan teknik multistage random sampling, yang melibatkan 800 responden secara proporsional, melalui wawancara dan tatap muka memakai kusioner. Margin error kurang lebih 3,7 persen dengan tingkat kepercayaan publik 95 persen.
Selain itu, ungkap Fajar, untuk strong supporter atau pemilih loyal mencapai 63,3 persen.
Sementara apresiasi publik terhadap kinerja Bupati dan Wakil Bupati Gowa tinggi, serta kecepatan dalam menangani masalah, menjadi alasan utama tingginya elektabitas mereka.
"Kalau sekiranya pilkada hari ini digelar, presentase kemenangan hingga 81,5 persen, publik menginginkan kembali Adnan-Kio sebagai pemimpinnya," ujarnya.
Menurut dia, duet Adnan-Kio akan sulit terkejar karena selisih dengan bakal calon lain sangat jauh. Bila disimulasikan akan head to head atau hanya dua pasang calon, tingkat keterpilihan pasangan ini mencapai 88,5 persen.
Bila dipotret dari hasil survei, yang memungkinkan bisa mendulang suara sekitar 10 persen hanya Amir Uskara, tapi belakangan mendukung pasangan petahana itu. Sedangkan nama lainnya bila disimulasikan berlawanan, seperti Darmawangsyah Muin, rata-ratanya di bawah empat persen.
“Dari temuan di hasil survey, maka Adnan-Kio merupakan strong incumbent. Sampai dengan saat survei diturunkan, belum terlihat satupun kandidat atau pasangan yang mampu bersaing," ujarnya.
Pihaknya memperkirakan pasangan Adnan-Kio berpotensi mendulang dukungan dua kali lipat dari perolehan suaranya di Pilkada Gowa 2015. Termasuk berpotensi memecahkan rekor peraih persentase suara terbanyak pada Pilkada Bantaeng tahun 2013 lalu sekitar 83 persen.
“Sangat memungkinkan memecahkan rekor pilkada di Sulsel yang sebelumnya berhasil dicatatkan Nurdin Abdullah saat menjadi Bupati Bantaeng pada priode keduanya kala itu," ucap lulusan universitas ternama di Amerika Serikat.
Kendati demikian, presentase berpasangan itu masih memungkinkan bertambah apabila Pilkada Gowa 23 September 2020, diikuti kontestan lain, maupun ketika berhadapan dengan 'kolom kosong'
Hal ini mengingat, elektabilitas Adnan-Kio sejalan dengan keinginan warga yang menghendaki mereka melanjutkan kepemimpinannya kembali.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) Makassar, Fidraus Muhammad menuturkan, tingginya elektabitas Adnan-Kio tentu ada pengaruh besar dalam perjalanan pemerintahan.
"Sejauh ini, pasangan Adnan dengan Kareng Kio dalam menjalankan pemerintahan sangat harmonis. Selain itu, perubahan sistem pemerintahan yang lebih mudah didukung pembangunan infrastruktur membuat masyarakat menyukainya," kata dia.
Dia memprediksi, bila sampai waktunya belum ada penantang yang melawannya maka, kemungkinan besar akan melawan kolom kosong. Tentu kandidat lain pasti berfikir untuk melawan pasangan Adnan-Kio bila melihat hasil survei itu.
"Besar kemungkinannya melawan kolom kosong bila batas akhir pendaftaran tidak ada lawan. Sejauh ini belum ada figur yang menyatakan diri maju selain petahana," tambahnya.