Makassar (ANTARA) - Dewan Professor Universitas Hasanuddin menyelenggarakan webinar seri dua bertema Ketahanan Pangan dan Kesehatan setelah Pandemi COVID-19 secara virtual melalui aplikasi zoom dan live streaming di kanal Youtube Senat Akademik Unhas, Sabtu.
Hadir sebagai nara sumber Menteri Pertanian RI (Dr H Syahrul Yasin Limpo M Si MH), Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc, Prof Dr Irawan Yusuf PhD, Prof Budi Wiweko SpOG(K) MPH, dan Prof Dr Ir Ambo Ala MS.
"Selain isu kesehatan, isu lain yang menjadi perhatian adalah ketahanan pangan. Di sektor pertanian diprediksi mulai berkurang, pasokan domestik, impor, dan harga pasar mengalami gangguan. Melihat kondisi ini, Dewan Professor berinisiatif menghadirkan webinar agar kita dapat mengajukan gagasan antisipasi," jelas Ketua Dewan Professor Unhas Prof Dr Ir Mursalim.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas, Prof Dr Ir Muh Restu MP mengatakan telah banyak upaya strategis dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun lembaga lainnya dalam penanganan COVID-19.
"Keterlibatan seluruh elemen diharapkan menghasilkan suatu kebijakan yang bermanfaat untuk ketahanan pangan masyarakat saat dan setelah pandemi," jelas Prof Restu.
Lebih lanjut, Prof Restu menuturkan disektor kesehatan, Indonesia dihadapkan pada angka penularan yang cukup tinggi. Hal ini dapat dihentikan melalui kolaborasi dan komitmen seluruh lapisan masyarakat, serta didukung dengan program strategis.
"Pemerintah terus berupaya mendukung pemenuhan pangan dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan agar masyarakat tidak mengalami krisis yang dapat mengganggu stabilitas kehidupan masyarakat," sambung Prof Restu.
Prof Dr Ir Ambo Ala MS menyampaikan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan, koordinasi menjadi salah satu landasan utama yang tidak bisa dilepaskan. Koordinasi serta regulasi kebijakan atas asas keadilan, kemandirian dan ketahanan pangan sangat diperlukan dalam situasi wabah COVID-19.
"Ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya gejolak pangan, yaitu hukum supply demand, psikologi dan harga pasar. Beberapa faktor ini membutuhkan analisis agar gejola pangan dimasa pandemi tidak mempengaruhi pemenuhan pangan masyarakat," jelas Prof Ambo.
Dari sektor kesehatan Prof Dr Irawan Yusuf PhD., menjelaskan bahwa apa yang terjadi hari ini bukanlah sesuatu yang baru, melainkan sebuah proses yang panjang bahkan sejak ratusan tahun lalu.
Virus pada dasarnya bisa menular dari hewan, tumbuhan dan manusia yang terjadi dalam satu lingkungan. Namun, kecenderungan peningkatan penularan virus pada manusia disebabkan karena manusia cenderung memiliki mobilitas tinggi.
Berita Terkait
Pemprov Sulsel fokus pada konversi pangan ke tanaman hortikultura
Kamis, 18 April 2024 15:26 Wib
Pemkot Makassar memperkuat kolaborasi dengan TNI dalam ketahanan pangan
Rabu, 17 April 2024 22:35 Wib
Pemkab Luwu-Sulsel melanjutkan program pangan murah untuk tekan inflasi
Rabu, 17 April 2024 4:19 Wib
DPRD Sulsel mendorong Pemprov perkuat ketahanan pangan
Rabu, 17 April 2024 4:18 Wib
Mentan sampaikan Indonesia jadi lumbung pangan saat hadiri halal-bihalal Unhas
Selasa, 16 April 2024 18:09 Wib
Pemprov Sulsel dan Bapanas RI menggalakkan gerakan selamatkan pangan
Kamis, 4 April 2024 12:43 Wib
Pemkab Sidrap dan Pemkot Palopo teken MoU penyediaan bahan pangan
Kamis, 4 April 2024 2:08 Wib
Pemprov Sulbar bangun rumah pangan antisipasi stunting
Rabu, 3 April 2024 6:38 Wib