Mamuju (ANTARA News) - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mempersiapkan Musyawarah Wilayah I yang akan diselenggarakan di Mamuju ibu kota Provinsi Sulawesi Barat dalam waktu dekat ini.
Pemegang mandat AMAN Sulbar Syarifuddin di Mamuju, Selasa menjelaskan, pelaksanaan Muswil ini merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan sejak organisasi ini terbentuk.
"Saya selaku pemegang mandat telah melakukan berbagai persiapan dengan melakukan pertemuan dengan pengurus pusat untuk segera mempersiapkan kepanitiaan," katanya.
Menurut dia, dalam Muswil AMAN tersebut rencananya akan dihadiri para perwakilan masyarakat adat dari masing-masing komunitas yang jumlahnya diperkirakan sekitar 300 orang.
Dikatakannya, di Sulbar sendiri terdapat komunitas adat yang tersebar di sejumlah desa, dan telah menjadi anggota AMAN.
Pelaksanaan Muswil aliansi masyarakat adat Nusantara, kata Syarifuddin, berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sehingga organisasi ini harus segera terbentuk kepengurusannya secara lengkap.
"Definisi masyarakat adat ini sesuai dengan AD/ART dengan mewakili lembaga adat yang diakui masyarakat," katanya.
Selama ini, kata dia, masih banyak masyarakat yang melaksanakan hukum adat dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kondisi kekinian dan bukan dilihat dari historis.
Dia juga menambahkan, AMAN merupakan organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang pemberdayaan dan hak-hak masyarakat adat di Indonesia.
Untuk seluruh wilayah Indonesia, kata dia, seluruh provinsi yang memiliki komunitas masyarakat adat bernaung dalam organisasi tersebut.
"Di Sulbar masih banyak komunitas adat seperti adat Mandar, Kalumpang, masyarakat adat Suku Bunggu dan beberapa masyarakat adat lainnya. Ini semua tergabung dalam organisasi AMAN," katanya.
Pembentukan AMAN kata dia, didasari oleh kesadaran akan perlunya kekuatan yang tangguh agar masyarakat adat mampu menentukan dan mengelola kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik dan hukum adatnya menuju kemandirian dalam kebersamaan.
"AMAN dibentuk sebagai wadah berhimpunnya masyarakat adat yang merasa senasib dan sepenanggungan sebagai korban penindasan, ekoploitasi dan perampasan atas hak-hak adat mereka. Karena tidak bisa dipungkiri bila sekarang ini masih adanya diskriminasi terhadap keberadaan masyarakat adat di Indonesia," katanya.
Keinginan untuk mewujudkan masyarakat adat yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara budaya, akhirnya memunculkan keinginan untuk bersatu dalam wadah AMAN.
"Keberadaan AMAN Sulbar sendiri akan menjadi fasilitator bagi kepentingan perjuangan masyarakat adat di daerah ini dalam menyuarakan hak-haknya," katanya.(T.KR-ACO/A035)

