Makassar (ANTARA News) - Sejumlah kelompok aktivis mendesak pencopotan Bambang Arya dari jabatannya sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji akibat insiden penganiayaan pegawai rumah sakit terhadap salah satu pasiennya.
Desakan tersebut dikemukakan para aktivis dan kader PDIP Perjuangan di Makassar, Kamis.
Sekjen Lembaga Mis Reclasserring Indonesia (LMRI) Sulawesi Selatan Muhammad Arjuna mengatakan, pengeroyokan oleh staf rumah sakit dan dibiarkan kepala RSUD dr Bambang Arya, kepada mantan anggota dewan Sulsel dari PDI Perjuangan Husain Djunaid, merupakan preseden buruk.
Menurutnya, prilaku tersebut tak seharusnya dilakukan pegawai pemerintahan, apalagi dilakukan di sebuah institusi pelayanan publik.
Pembiaran pengeroyokan dinilainya sebagai tindakan kriminal. Terlebih dr Bambang juga dianggap memprovokasi massa dengan berteriak ketika bahunya ditepuk Husain Djunaid.
"Pak Husain datang berobat setelah dioperasi pengeluaran empedu bulan lalu. Namun justru kesakitan yang didapatnya, karena dianiaya pegawai di RSUD," ujarnya.
Pengurus PDI Perjuangan Sulsel juga menuntut hal yang sama pada Gubernur Syahrul Yasin Limpo, yakni pencopotan dr Bambang Arya karena dinilai tidak cakap memimpin bawahannya.
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Labuang Baji dr Bambang Arya mengatakan dirinya siap dicopot jika memang hal tersebut dianggap melanggar.
Namun sejauh ini, dia masih berkeyakinan bahwa apa yang dilakukannya masih sesuai koridor aturan yang ada. Menurutnya pemberitaan di media telah melebih-lebihkan kejadian sebenarnya.
Insiden pengeroyokan berlangsung Senin (3/4). Saat itu, Husain Djunaid bermaksud pulang setelah memeriksakan hasil operasi empedu yang dilakukannya bulan lalu.
Namun tiba di tempat parkir, ban mobil milik Husain didapati dalam keadaan kempes. Melihat hal itu, ia kemudian mengkonfirmasikan hal tersebut ke pihak terkait termasuk ke dr Bambang Arya.
Karena Husain sempat menepuk pundaknya, Bambang mengartikan dirinya dipukul dan kemudian berteriak. Spontan para pegawai yang mendengar teriakan itu langsung mengeroyok kader senior PDI Perjuangan Sulsel tersebut. (T.KR-AAT/F003)
Berita Terkait
IJTI Sulsel menyoroti hasil seleksi KPID di DPRD
Senin, 20 Mei 2024 20:03 Wib
KPU Sulsel serahkan DP4 6,6 juta pemilih Pilkada Serentak 2024
Senin, 20 Mei 2024 20:01 Wib
Penjabat Gubernur Sulsel dorong percepatan transformasi digital
Senin, 20 Mei 2024 19:59 Wib
Pemprov Sulsel mendorong pembangunan ekonomi hijau dan biru
Senin, 20 Mei 2024 18:00 Wib
KPU Sulsel mendorong Pemda tanggung BPJS Ketenagakerjaan petugas pilkada
Senin, 20 Mei 2024 18:00 Wib
Pj Gubernur Sulsel mengingatkan ASN jaga netralitas di Pilkada 2024
Senin, 20 Mei 2024 17:46 Wib
Kemenkumham Sulsel : Harkitnas momentum Kebangkitan Kedua Menuju Indonesia Emas
Senin, 20 Mei 2024 16:33 Wib
Organisasi Pers di Sulsebar menolak tegas RUU Penyiaran
Senin, 20 Mei 2024 16:22 Wib