Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jeneponto menggelar bedah buku berjudul "Tau Nipakalakbiritta di Bumi Anoa" sebuah buku yang berhasil memahat jejak agung para tokoh asal Jeneponto dalam membangun Sulawesi Tenggara.
"Alhamdulillah buah tangan yang lahir dari buah pikir para intelektual kita ini dapat memberi daya dorong semangat dan optimisme bahwa orang Jeneponto telah banyak membuat sejarah dan akan terus membuat sejarah diamanapun ia berada. Buku ini wajib dibaca bagi siapapun," kata Bupati Jeneponto Iksan Iskandar saat bedah buku di Ruang Pola Panrannuanta, Jeneponto, Sulawesi Selatan, Senin (27/6).
Ia menyebut terdapat kedalam filosofi, prinsip hidup, budaya, karakter dan rekam jejak yang dapat diadopsi lalu diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan, Prof Dr Eka Suaib berkesempatan membedah cetakan perdana buku berjudul "Tau Nipakalakbiritta di Bumi Anoa" menjelaskan "asbabun nuzul" dari ditulisnya buku bernuansa filosofis-historis tersebut.
Pengaruh, pilosofi, prinsip hidup dan ragam pencapaian para sesepuh di tanah rantau berjuluk "Bumi Anoa" berhasil diabadikan dan dipotret secara cantik oleh tiga tokoh intelektual berdarah Jeneponto.
Ketiga tokoh intelektual itu adalah Prof Dr Eka Suaib, Dr Kamaruddin dan Arifuddin Mangka
Guru Besar Universitas Halu Oleo Kendari itu menjelaskan bahwa awal penulisan dimulai sejak kegiatan "Assiara" atau kunjungan kepada beberapa sesepuh Jeneponto yang telah lama bermukim di Sulawesi Tenggara.
Dari hasil kegiatan "Assiara" atau kunjungan itu penulis pun terilhami atau terdorong untuk membuat satu buah tangan berbentuk buku.
"Buku ini menggambarkan betapa orang Jeneponto dimanapun mereka berada mampu tumbuh, kompetitif dan berpengaruh dengan memegang teguh budaya sipakatau, sipakalakbiri, sipakainga dan sipassirikki," jelasnya.(*/Inf)

