Ekspor ragam komoditas pertanian Sulbar mengalami lonjakan
Mamuju (ANTARA) - Ekspor ragam komoditas pertanian di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun ini mengalami lonjakan signifikan, baik dari sisi volume maupun nilai barang, kata Kepala Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono.
"Komoditas tersebut adalah cangkang sawit, kopi, dan sapu lidi," kata Agus Karyono, di Mamuju, Kamis.
Cangkang sawit kata Agus Karyono, memiliki nilai ekonomis yang tinggi setelah tahun lalu Sulbar melakukan ekspor ke Jepang sebanyak dua kali dengan volume 25 kilogram.
Tahun ini lanjutnya, mengalami peningkatan ekspor hingga enam kali dengan volume 46.500 ton dengan nilai sebesar Rp65,9 miliar.
Cangkang sawit kata Agus Karyono, diminati oleh Jepang sebagai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Kopi juga tambahnya, mengalami peningkatan signifikan.
Kopi asal Mamasa tersebut berhasil menembus pasar Eropa pada tahun lalu sebanyak 29 kilogram atau nilai barang Rp6 juta.
"Tahun ini, kembali diekspor ke Denmark sebanyak 180 kilogram dengan nilai barang Rp17 juta," ujar Agus Karyono.
Selanjutnya, ekspor sapu lidi sebanyak 25 ton yang berasal dari Kabupaten Polewali Mandar senilai Rp130 juta dengan negara tujuan India.
Capaian ekspor tersebut tambahnya, sejalan dengan program unggulan Kementerian Pertanian Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) yang meliputi, peningkatan volume dan frekuensi ekspor, penambahan ragam jenis ekspor, penambahan eksportir baru serta penambahan negara tujuan.
"Karantina Pertanian Mamuju senantiasa memfasilitasi dan mengakselerasi ekspor dengan memastikan komoditas pertanian tersebut terbebas dari hama penyakit dan telah sesuai dengan persyaratan negara tujuan," ujar Agus Karyono.
"Komoditas tersebut adalah cangkang sawit, kopi, dan sapu lidi," kata Agus Karyono, di Mamuju, Kamis.
Cangkang sawit kata Agus Karyono, memiliki nilai ekonomis yang tinggi setelah tahun lalu Sulbar melakukan ekspor ke Jepang sebanyak dua kali dengan volume 25 kilogram.
Tahun ini lanjutnya, mengalami peningkatan ekspor hingga enam kali dengan volume 46.500 ton dengan nilai sebesar Rp65,9 miliar.
Cangkang sawit kata Agus Karyono, diminati oleh Jepang sebagai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Kopi juga tambahnya, mengalami peningkatan signifikan.
Kopi asal Mamasa tersebut berhasil menembus pasar Eropa pada tahun lalu sebanyak 29 kilogram atau nilai barang Rp6 juta.
"Tahun ini, kembali diekspor ke Denmark sebanyak 180 kilogram dengan nilai barang Rp17 juta," ujar Agus Karyono.
Selanjutnya, ekspor sapu lidi sebanyak 25 ton yang berasal dari Kabupaten Polewali Mandar senilai Rp130 juta dengan negara tujuan India.
Capaian ekspor tersebut tambahnya, sejalan dengan program unggulan Kementerian Pertanian Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) yang meliputi, peningkatan volume dan frekuensi ekspor, penambahan ragam jenis ekspor, penambahan eksportir baru serta penambahan negara tujuan.
"Karantina Pertanian Mamuju senantiasa memfasilitasi dan mengakselerasi ekspor dengan memastikan komoditas pertanian tersebut terbebas dari hama penyakit dan telah sesuai dengan persyaratan negara tujuan," ujar Agus Karyono.