Jakarta (ANTARA) - Atlet lari Inggris Mo Farah mengatakan London Marathon 2023 akan menjadi ajang mayor terakhir yang ia jalani di kampung halamannya sembari merenungkan untuk mengakhiri kariernya yang gemilang.
Pelari berusia 40 tahun itu terkenal karena kesuksesannya memenangi medali emas 5.000 dan 10.000 meter di Olimpiade London 2012 dan mempertahankan dua capaian itu pada Olimpiade Rio 2016, serta sejumlah gelar juara dunia dari dua disiplin lari jarak jauh itu.
Ketika tidak ada yang bisa menandingi prestasi kariernya, Farah bersemangat untuk lari lagi di London setelah melewatkan edisi maraton tahun lalu meskipun dia akan berusia 40 tahun saat start lomba pada 23 April nanti.
"Karier ini luar biasa dan ambil bagian di London Marathon adalah hal yang sangat penting," kata Farah dalam pernyataan resmi yang dirilis penyelenggara.
"Saya kecewa tidak bisa berlari pada tahun lalu dan saya ingin mencoba sekali lagi.
"Semuanya tergantung badan saya. Saya hanya ingin mencapai garis start dan melihat apa yang bisa saya lakukan.
Namun, Farah menyadari langkahnya sudah tidak secepat dulu lagi. "Anda tidak bisa selalu kembali ke kondisi yang tepat dan bagi saya, saya ingin bisa finis di kampung halaman saya."
Farah tidak akan tampil pada Olimpiade 2024 Paris, tapi kemungkinan akan mencoba mengakhiri kariernya pada kejuaraan dunia di Budapest tahun ini.
"Saya tidak akan ke Olimpiade dan saya rasa 2023 akan menjadi tahun terakhir saya," kata dia.
"Tapi apabila sampai pada akhir tahun dan Anda dipilih mewakili negara Anda, saya tidak akan pernah menolaknya."
Farah terakhir kali lari di London pada 2019, finis kelima, setelah finis ketiga pada tahun sebelumnya.
"Sudah cukup lama," kata dia. "Tapi saya akan menyiapkan dengan baik. Saya akan menuju ke Ethiopia dan berlatih dengan keras dan melihat apa yang bisa saya lakukan ketika April itu tiba."
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: London Marathon 2023 jadi yang terakhir bagi Mo Farah