Bulukumba, Sulsel, 17/11 (ANTARA) - Salah satu guru honorer SD Negeri 62 Wae Pejje, Kecamatan Tanete, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan AS, yang terlibat tindakan asusila (sodomi) akhirnya dikeluarkan atau dipecat dari sekolah.
Keputusan itu diambil oleh Kepala Sekolah (Kasek) SD Negeri 62 Wae Pejje, Saiful, Senin setelah melakukan rapat terbuka dengan para guru, keluarga korban serta pemerintah setempat.
Menurut Saiful, langkah yang diambil oleh pihak sekolah dengan mengeluarkan salah satu guru honorernya itu karena telah mencoreng nama baik sekolah yang telah dijaga selama bertahun-tahun.
"Kami malu dengan adanya tindakan asusila yang dilakukan oleh salah satu guru honorer kami, karena pelaku AS, dikenal baik dan ramah, namun itu tidak terlihat dari perilakunya," ujarnya.
Sementara itu, salah satu korban sodomi, Asd mengaku hingga saat ini dirinya masih merasakan sakit dibagian perutnya, bahkan kesakitan itu sangat terasa ketika korban sedang buang air besar.
Untuk menghindari dampak psikologi terhadap murid yang telah menjadi korban sodomi, maka guru terus memberikan bimbingan kepada murid-muridnya.
Orang tua guru
Kedua orang tua AS, Minah (60) dan Umar (63), masih shock dengan perilaku menyimpang anaknya itu. Bahkan kedua orang tuanya harus menanggung malu dan tidak bisa makan saat mengingat perbuatan anaknya.
Para kerabat dekat AS, yang prihatin melihat kondisi mental orang tuanya secara bergantian berdatangan dan berusaha untuk menghiburnya.
Dikalangan tetangga maupun kerabatnya, AS merupakan anak yang ramah dan nyaris tidak pernah berbuat kesalahan baik kepada keluarganya maupun ketetangganya. Kedua orang tuanya hanya bisa berharap keluarga korban dapat memaafkan perlakuan anaknya.
Sebelumnya, Senin (10/11) AS, yang dilaporkan ke Polsekta Tanete, Bulukumba ini langsung diamankan polisi.
Tindakan asusila dengan cara menyodomi (Phedopilia) kepada 14 orang siswanya ini diketahui orang tua dari Asd (12), setelah merasakan sakit pada duburnya pada saat buang air besar dan duduk.
Bukan hanya Asd, sepupunya Ris (12) yang sama-sama duduk di bangku kelas enam SD ini juga mengeluhkan sakit ketika buang iar besar.
Awalnya Asd, yang mengeluhkan sakit itu kemudian didengar oleh sepupunya Ris. Ris pun kemudian menanyakan perbuatan bejat gurunya itu ke Asd dn ternyata apa yang dialami Asd juga dialami oleh Ris.
Keduanya kemudian melaporkan kejadiaan itu ke orang tua masing-masing. Orang tua kedua siswa ini kemudian berang dan langsung membawanya ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk memeriksakan keluhan anaknya itu.
Setelah memeriksaan ke puskesmas, maka para orang tua ini kemudian mendatangi Mapolsekta Tanete danmelaporkan perbuatan menyimpang dari gurunya itu.
Kapolsekta Tanete, AKP Muh Amir yang menerima laporan itu langsung mengamankan sang guru AS. Di kantor polisi, AS kemudian mengakui semua perbuatannya dan telah menyodomi 14 orang muridnyaa itu.
"AS telah mengakui jika 14 orang muridnya telah disodomi dan terakhir AS melakukan itu kepada Asd, Sabtu (8/11)," ujarnya sambil menambahkan jika perbuatan menyimpang itu sudah dilakukan selama dua tahun.
AS yang mempunyai kelainan seks ini mengancam murid-muridnya agar melayaninya . Jika murid-muridnya ini kemudian menolak maka dirinya mengancam tidak akan menaikkan kelas.
Hingga saat ini polisi masih terus memeriksa para korban-korbannya. Sementara itu, pelaku masih diamankan aparat polisi guna menghindari aksi massa dari keluarga korban.***7***
MH/C/A011)
(T.PK-MH/C/A011/A011) 17-11-2008 21:17:43