Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan bekerjasama dengan Tim Aksi PKK setempat mengadakan bimtek penyusunan menu makanan keluarga beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA).
Plt Ketua Tim Penggerak PKK Sulbar Yulia Zubir Akmal, di Mamuju, Kamis mengatakan, konsumsi pangan berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Bukti empiris menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh status gizi yang baik dalam menentukan jumlah dan jenis asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari,” ujar Yulia.
Bimbingan teknis yang dilakukan di lokasi khusus stunting di Desa Sumare Kabupaten Mamuju juga dikaitkan dengan pemberian bantuan kepada keluarga berisiko stunting .dan bagaimana pengolahan hasil perkebunan oleh TP PKK Sulbar bersama masyarakat Desa Sumare.
Masalah gizi menurut Yulia jelas dihadapi saat ini, dimana Sulbar merupakan salah satu provinsi dengan masalah gizi berat untuk semua umur.
“Sulbar berada di posisi kedua terbawah dengan masalah anak pendek (stunting) dan kurus (wasting),” kata Yulia.
Ia menilai kualitas konsumsi masyarakat Sulbar yang ditunjukkan dengan skor pola makan yang diharapkan (PPH) masih jauh dari skor ideal yang mencapai 76,4 jenis konsumsi pangan.
“Kualitas konsumsi pangan di Sulbar masih rendah terutama konsumsi pangan hewani, sayur dan buah serta kacang-kacangan yang memiliki kontribusi sangat besar dalam memberikan kontribusi asupan gizi protein, vitamin dan mineral terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. anak-anak," jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kualitas sumber daya manusia di masa depan sangat serius ketika masalah gizi terjadi pada masa emas anak usia 0-2 tahun dan pada masa kehamilan, sangat penting bagi generasi penerus untuk tumbuh dengan baik agar dapat mewariskan. cita-cita bangsa.
“Kegiatan kami ini juga membuat menu makanan berbasis pangan lokal yang seimbang dan aman (B2SA). Jadi, tidak harus makan nasi untuk kenyang,” ujar Yulia.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar Abdul Waris Bestari mengatakan, penyusunan menu keluarga yang menyasar enam kecamatan di Sulbar ini dalam rangka menekan angka stunting di kabupaten tersebut.
“Melalui kerjasama ini diharapkan dapat bersinergi dengan desa, memanfaatkan anggaran desa dalam bidang ketahanan pangan untuk digunakan bagi masyarakat, sehingga desa tidak kekurangan pangan,” ujar Abdul Waris.
Ia berharap, dengan menyiapkan menu yang bergizi, beragam, seimbang, dan aman, desa-desa di lokasi spesifik tertinggi stunting bisa belajar bagaimana menyiapkan menu untuk mengatasi stunting .