Jakarta (ANTARA) - Dua pasangan ganda campuran Indonesia terhenti pada babak perempat final Kejuaraan Badminton Junior Asia (BAJC) 2023 setelah dua pasangan tuan rumah menelan kekalahan, Jumat malam.
Pada laga di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Adrian Pratama/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu menjadi pasangan pertama yang menelan kekalahan, saat menghadapi pasangan China Liao Pin Yi/Zhang Jia Han yang berakhir dengan skor minor 20-22, 16-21.
"Kendala kami hari ini saat ditekan lawan jadi sering melakukan kesalahan sendiri dan eror," ungkap Felisha melalui keterangan resmi PP PBSI di Jakarta.
Tekanan yang dialami sepanjang laga membuat Adrian/Felisha sulit menampilkan permainan terbaik hingga akhirnya perjuangan mereka berakhir pada menit ke-32.
Adrian/Felisha sudah mencoba untuk keluar dari tekanan. Strategi Liao/Zhang yang terus menekan, membuat duo Indonesia banyak membuat kesalahan dan justru memberikan poin gratis bagi lawan.
Baca juga: BAJC 2023 - Adrian/Felisha buka keunggulan Indonesia atas India
Baca juga: BAJC 2023 - Tunggal putra Alwi Farhan melaju ke perempat final
Baca juga: BAJC 2023 - Mutiara susul Ruzana ke perempat final
"Sebenarnya di laga ini sudah mengetahui karakter lawan. Pola permainan terbaik kami tidak keluar sehingga saat tertekan tidak bisa menampilkan permainan terbaik," papar Felisha.
Setelah Adrian/Felisha, giliran pasangan Jonathan Farrell Gosal/Priskila Venus Elsadai yang juga mengalami nasib serupa saat berjumpa ganda campuran asal China pada babak perempat final.
Jonathan/Priskila gagal melangkah ke semifinal usai menyerah dari Zhu Yi Jun/Huang Ke Xin dengan skor 13-21, 14-21.
Jonathan/Priskilla mengaku tidak bisa mengatasi serangan yang dilancarkan unggulan pertama asal Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Kami sudah berjuang untuk mengejar perolehan poin lawan di laga ini. Saat lawan menaruh bola di depan, kami kaget sehingga sulit untuk mengembalikan kedudukan," ujar Priskila.
Meski sudah mengeluarkan kemampuan terbaik, namun Jonathan/Priskilla mengakui bahwa serangan bertubi-tubi yang dilancarkan lawan sangat menyulitkan ritme permainan mereka,
"Dari segi teknik permainan lawan banyak mengandalkan poin saat kami melakukan drive. Hal itu membuat kami banyak melakukan kesalahan sendiri," imbuhnya.