Makassar (ANTARA Sulsel) - Pemimpin Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan calon wali kota Makassar Tamzil Linrung meluncurkan buku berjudul "Politik untuk Kemanusiaan" yang dilaksanakan oleh Tali Foundation di Hotel Said Makassar, Selasa (17/9).
Acara dihadiri oleh bebeberapa tokoh dan tamu undangan diantaranya Prof. Dr. H. Halide, Prof. Dr. Syahrul Kasim, Prof. Dr. Armin Arsyad, MSI, Dr. Rahmat Hasanuddin, Dr. Ustd H. Das’ad Latief, Erwin Kallo, Ishak Maletang, Ketua Kammi Reg. Sulsel, Ketua HMI Sulsel, para aktivis muslim dan partisipan pendukung Tamzil Linrung.
Ketua panitia acara Abdul Rahman Sappara mengatakan, launching buku tersebut merupakan wujud dari hasil karya seorang politisi intelektual bentuk dari perenungan seorang pemimpin tentang dunia politik di negeri ini.
"Politik sering dianggap kotor, orientasinya pada kekuasaan, keuntungan, kepentingan pribadi atupun golongan, padahal politik itu mulia pada filosofinya," kata Tamzil Linrung.
Bilaupun menambahkan politik dalam perspektifnya adalah politik untuk kemanusiaan, dan dakwah merupakan salah satu bagian dari politik. Politikpun dapat menyatu dengan nilai nilai agama sebagai bingkai perilaku politik yang bermoral.
Hal inipun sejalan dengan substansi dalam karya bukunya “Mainstream Baru Gerakan Politik Indonesia†dan diapresiasi oleh beberapa tokoh lewat testimoninya.
"Ini baru karya bukan proyek. Saya kira kedepannya para calon wali kota Makassar syaratnya wajib buat buku," kata Irwan Kallo, sahabat karibnya.
Ia menambahkan bahwa buku adalah sebuah peradaban, sejarah kota Makassar tidak lepas dari para cendikiaawan dan intelektual dalam membangun Makassar bukan para pemangku kepentingan.
"Inilah hasil renungan pak Tamzil Linrung selama hidupnya, Prof. Mattulada telah lama wafat namun ia masih hidup dalam karya bukunya, begitupun Khairil Anwar†kata Prof. Dr. H. Halide yang merupakan gurunya sewaktu kuliah di Universitas Hasanuddin.
Sebuah kutipan dalam buku tersebut menegaskan tentang peranan seorang pemimpin dalam perilaku politiknya.
"Seorang pemimpin harus menyadari bahwa ia berperan sebagai wakil Allah untuk mewujudkan kehidupan semesta yang beradab. Dasar pemahaman ini manjadi fatsun perilaku politik yang diartikulasikan melalui berbagai kebijakan berdimensi moral tinggi yang tentu saja selaras dengan aspirasi masyarakat," katanya.
Tamzil Linrung lewat buku hasil karyanya berharap perspektif politik bisa menjadi lebih baik dengan berlandaskan kemanusiaan khususnya perspektif politik di kota Makassar.