Wali Kota Makassar melaporkan inflasi masih terkendali
Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto melaporkan tingkat inflasi di Kota Makassar yang masih tetap terkendali, kepada Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir saat rapat koordinasi secara virtual.
"Rakor dengan Kemendagri rutin dilaksanakan setiap pekannya, dan kami pun secara berkala melaporkan situasi dan kondisi di Makassar termasuk upaya pengendalian inflasi," ujar Ramdhan, di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto, mengatakan pihaknya menggencarkan operasi pasar untuk menekan inflasi di Kota Makassar akibat kenaikan harga beras.
Apalagi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi kecenderungan peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras pada pekan kedua September 2023.
Karena itu, Kemendagri mengimbau Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk mewaspadai kenaikan harga beras yang berpotensi memicu terjadinya inflasi periode September 2023.
"Tadi pengarahan Pak Irjen tentang pengendalian inflasi dititikberatkan pada beras, karena beras itu mengalami kenaikan yang sangat signifikan," kata Danny pula.
Ia menjelaskan bantuan beras dari pemerintah pusat hanya menyasar kalangan prasejahtera. Persoalannya, harga beras yang tinggi di Kota Makassar masih dibeli oleh masyarakat menengah ke atas.
"Mereka ini tidak peduli naik atau tidak (harga besar). Dia tetap beli, begitu dia beli dengan harga mahal terjadi inflasi," ujarnya lagi.
Dia memerintahkan Dinas Perdagangan (Disdag) Makassar berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar agar inflasi bisa ditekan.
"Saya perintahkan Disdag untuk operasi pasar di pasar, kita jual di HET, jangan beli barang mahal," ujar Danny lagi.
Inflasi Kota Maksssar masih terkendali. Berdasarkan data yang dirilis BPS, inflasi Kota Makassar periode Agustus 2023 di angka 3,71 persen. Masih di bawah 4 persen.
Turut mendampingi dalam rapat tersebut, Asisten II Kota Makassar Rusmayani Majid, Kepala Disdag Makassar Arlin Ariesta, Kepala Inspektorat Andi Azma Zulistia Ekayanti, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Denny Hidayat, Kepala Bagian Perekonomian Nur Kamarul Zaman.
"Rakor dengan Kemendagri rutin dilaksanakan setiap pekannya, dan kami pun secara berkala melaporkan situasi dan kondisi di Makassar termasuk upaya pengendalian inflasi," ujar Ramdhan, di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto, mengatakan pihaknya menggencarkan operasi pasar untuk menekan inflasi di Kota Makassar akibat kenaikan harga beras.
Apalagi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi kecenderungan peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras pada pekan kedua September 2023.
Karena itu, Kemendagri mengimbau Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk mewaspadai kenaikan harga beras yang berpotensi memicu terjadinya inflasi periode September 2023.
"Tadi pengarahan Pak Irjen tentang pengendalian inflasi dititikberatkan pada beras, karena beras itu mengalami kenaikan yang sangat signifikan," kata Danny pula.
Ia menjelaskan bantuan beras dari pemerintah pusat hanya menyasar kalangan prasejahtera. Persoalannya, harga beras yang tinggi di Kota Makassar masih dibeli oleh masyarakat menengah ke atas.
"Mereka ini tidak peduli naik atau tidak (harga besar). Dia tetap beli, begitu dia beli dengan harga mahal terjadi inflasi," ujarnya lagi.
Dia memerintahkan Dinas Perdagangan (Disdag) Makassar berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar agar inflasi bisa ditekan.
"Saya perintahkan Disdag untuk operasi pasar di pasar, kita jual di HET, jangan beli barang mahal," ujar Danny lagi.
Inflasi Kota Maksssar masih terkendali. Berdasarkan data yang dirilis BPS, inflasi Kota Makassar periode Agustus 2023 di angka 3,71 persen. Masih di bawah 4 persen.
Turut mendampingi dalam rapat tersebut, Asisten II Kota Makassar Rusmayani Majid, Kepala Disdag Makassar Arlin Ariesta, Kepala Inspektorat Andi Azma Zulistia Ekayanti, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Denny Hidayat, Kepala Bagian Perekonomian Nur Kamarul Zaman.