Presiden menekankan pentingnya strategi kecukupan air hadapi El Nino
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan arahan kepada kementerian dan lembaga terkait tentang pentingnya menjaga persediaan air demi keberlangsungan ketahanan pangan nasional di tengah fenomena El Nino yang kini melanda sejumlah daerah.
Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar usai menghadiri agenda rapat terbatas (ratas) mitigasi dampak fenomena El Nino yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.
"Intinya arahan dari Bapak Presiden ada tiga hal yaitu pertama pemetaan persoalan secara komprehensif, yang kedua fokus untuk strategi tersedianya air, dan yang ketiga daerah sentra produksi pangan agar dicek terus menerus untuk kecukupan air," kata Menteri LHK Siti Nurbaya.
Dalam agenda tersebut, lanjut dia, sejumlah kementerian dan lembaga terkait menyampaikan laporan terbaru terkait langkah mitigasi terhadap persoalan kekeringan, diantaranya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang melaporkan 60 sampai 80 persen persediaan air di Indonesia saat ini masih efektif.
"Tadi Menteri PUPR melaporkan bahwa dari kurang lebih 114 danau, kemudian 323 situ, ramu, maupun embung, itu kira-kira antara 60 sampai 80 persen masih efektif. Jadi masih bisa teratasi," kata Menteri Siti Nurbaya.
Dalam rapat terbatas itu, Presiden Jokowi juga mengarahkan agar kementerian dan lembaga terkait mewaspadai potensi gagal panen akibat air irigasi pertanian yang kian menyusut.
Hal lainnya yang juga perlu dimitigasi, kata dia, adalah persediaan pasokan air bersih bagi kebutuhan masyarakat yang harus selalu dipenuhi.
"Kemudian beras harus tetap ada dan antisipasi, dan tangani persoalan kebakaran hutan dan lahan, termasuk mengatasi berbagai komplain yang ada dan harus disikapi," katanya.
Kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kata dia, Presiden Jokowi meminta agar ramalan cuaca perlu tersampaikan secara jelas kepada masyarakat.
"Kemudian Bapak Presiden meminta BMKG menyampaikan ramalan cuaca dan proyeksi ke depan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya.
Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar usai menghadiri agenda rapat terbatas (ratas) mitigasi dampak fenomena El Nino yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.
"Intinya arahan dari Bapak Presiden ada tiga hal yaitu pertama pemetaan persoalan secara komprehensif, yang kedua fokus untuk strategi tersedianya air, dan yang ketiga daerah sentra produksi pangan agar dicek terus menerus untuk kecukupan air," kata Menteri LHK Siti Nurbaya.
Dalam agenda tersebut, lanjut dia, sejumlah kementerian dan lembaga terkait menyampaikan laporan terbaru terkait langkah mitigasi terhadap persoalan kekeringan, diantaranya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang melaporkan 60 sampai 80 persen persediaan air di Indonesia saat ini masih efektif.
"Tadi Menteri PUPR melaporkan bahwa dari kurang lebih 114 danau, kemudian 323 situ, ramu, maupun embung, itu kira-kira antara 60 sampai 80 persen masih efektif. Jadi masih bisa teratasi," kata Menteri Siti Nurbaya.
Dalam rapat terbatas itu, Presiden Jokowi juga mengarahkan agar kementerian dan lembaga terkait mewaspadai potensi gagal panen akibat air irigasi pertanian yang kian menyusut.
Hal lainnya yang juga perlu dimitigasi, kata dia, adalah persediaan pasokan air bersih bagi kebutuhan masyarakat yang harus selalu dipenuhi.
"Kemudian beras harus tetap ada dan antisipasi, dan tangani persoalan kebakaran hutan dan lahan, termasuk mengatasi berbagai komplain yang ada dan harus disikapi," katanya.
Kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kata dia, Presiden Jokowi meminta agar ramalan cuaca perlu tersampaikan secara jelas kepada masyarakat.
"Kemudian Bapak Presiden meminta BMKG menyampaikan ramalan cuaca dan proyeksi ke depan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya.