Ketua Umum MUI Pusat KH Anwar Iskandar hadir langsung memberikan tauziah dan doa bersama.
KH Anwar Iskandar menyebut pemberian santunan oleh Pj Gubernur Sulsel kepada anak-anak yatim adalah hal penting.
"Hal yang penting, dalam arti sebagai lambang orang kuat (membantu) kepada yang lemah. Apa yang dilakukan, seterusnya dilakukan oleh kepada daerah serta pengusaha juga peduli," katanya.
Lanjutnya, akan lebih penting lagi, jika kegiatan ini telah menjadi simbolis untuk dapat diteruskan, utamanya bagaimana pendidikan para anak yatim diperhatikan.
"Karena pendidikan adalah masa depan mereka. Jangan sampai karena miskin, tidak bisa sekolah, tidak bisa berpesantren misalnya. Maka, di sini penting bagaimana jihad saat dalam mengurangi kebodohan, jihad mengurangi kemiskinan," urainya.
Menurutnya, hal yang dilakukan Pj Gubernur perlu dilestarikan dalam bentuk simbolis tapi lebih baik kalau diteruskan dalam bentuk pembinaan dan edukasi pada mereka selanjutnya. "Karena jangan sampai tidak punya masa depan," ujar pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien dan Pondok Pesantren Assa'diyah Kediri ini.
Adapun Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin menyampaikan tasyakuran ini adalah bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta.
"Kita mengadakan tasyakuran. Santunan anak-anak yatim piatu, taukziah dan doa yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Kita lakukan semua karena Allah. Sekaligus bahan pengingat buat kita di Sulsel," sebutnya.
Pesan yang tersirat dari tasyakuran ini dengan memberikan santunan ke anak-anak yatim piatu, bahwa ada anak-anak yatim piatu yang harus diperjuangkan terus nasib dan masa depannya.
Bahtiar memaknai bahwa 354 tahun Sulsel ialah untuk merenung dan melakukan kontemplasi. "Maka kita bersama anak-anak yatim piatu, supaya kita ingat. Bahwa di Sulsel ada anak-anak yatim piatu yang harus kita perjuangkan terus nasib dan masa depannya," katanya.
Sebagai penjabat Gubernur terus mendorong melalui sinergi dan kebersamaan, termasuk yang telah terbina selama ini dengan seluruh perangkat Pemprov Sulsel bersama forkopimda, kepala daerah, dan ulama, bisa perjuangan untuk masa depan masyarakat Sulsel.
Sedangkan, Staf Ahli Pemerintahan Bidang Hukum Pemprov Sulsel, Malik Faisal dalam laporannya menyampaikan, selain anak-anak yatim piatu juga kaum dhuafa mendapat santunan. Sehingga sekitar 4.000 anak yatim piatu dan kaum dhuafa ikut hadir.
"Semoga dengan adanya kegiatan ini menjadi berkah bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ke depan," katanya.
Hadir pula para pimpinan Forkopimda Sulsel, para bupati dan wakil bupati se-Sulsel serta Kepala Badan Amil Zakat Nasional Sulsel, Kepala OPD lingkup Sulsel, serta perwakilan instansi vertikal dan perguruan tinggi.