Wali Kota Makassar bahas isu tantangan keberlanjutan perkotaan di WCS 2024
Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bersama 93 wali kota dunia lainnya yang menjadi peserta dalam Mayor Forum World Cities Summit (WCS) 2024, di Singapura, membahas isu tantangan keberlanjutan perkotaan.
"Diskusi kita mengenai isu dan tantangan perkotaan dengan tema besar Liveable and Sustainable Cities. "Rejuvenate, Reinvent and Reimagine," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Makassar, Selasa.
World Cities Summit atau KTT kota-kota dunia dengan peserta para wali kota dari berbagai negara di Asia yang dilangsungkan setiap tahunnya itu dilaksanakan selama tiga hari yakni mulai Ahad-Selasa (2-4 Juni 2024) di Singapura.
Danny - sapaan akrab Ramdhan Pomanto mengatakan semua peserta saling berbagi pengalaman dan praktik baik atas upaya-upaya memperbaiki kehidupan masyarakat kota secara terpadu maupun secara inklusif.
Ia menyebut program Lorong Wisata yang dijalankannya merupakan inovasi kota yang berhasil mengubah lingkungan lorong menjadi lebih berdaya.
"Lorong yang tadinya kumuh menjadi ruang-ruang tamu kota yang indah, hijau dan produktif," katanya.
Dia menjelaskan Lorong Wisata (Longwis) memiliki cakupan yang lebih luas dan bukan sekadar destinasi wisata baru. Program ini pula sebagai salah satu upaya Pemkot Makassar memulihkan ekonomi berbasis masyarakat.
"Longwis merupakan sebuah multi inovasi yang melibatkan masyarakat secara keseluruhan sehingga masyarakat diberdayakan dengan adanya kemandirian berwirausaha di lorong-lorong," jelas Danny Pomanto.
Begitu pun dengan upaya Pemkot Makassar menuju kota rendah karbon (low carbon city).
Makassar telah menjalankan program resilient dan low carbon city untuk menangani dampak perubahan iklim. Cita-cita kota rendah karbon ini, ujar Danny, harus berawal dari lorong-lorong juga.
"Persoalan emisi karbon ini intinya ialah perilaku manusia. Semua ini terjadi (emisi karbon) karena perilaku manusia," ucapnya.
Dengan berkembangnya sirkulasi ekonomi, membuat masyarakat berdaya dan mandiri serta menjadikan lingkungan hijau sehingga membantu menurunkan emisi karbon di udara.
Danny menambahkan pengalaman-pengalaman kota-kota di dunia ini penting sebagai bahan belajar kota-kota lain yang menghadapi isu serupa.
"Oleh karena itu WCS menjadi ajang internasional yang sangat penting bagi kota," harapnya.
"Diskusi kita mengenai isu dan tantangan perkotaan dengan tema besar Liveable and Sustainable Cities. "Rejuvenate, Reinvent and Reimagine," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Makassar, Selasa.
World Cities Summit atau KTT kota-kota dunia dengan peserta para wali kota dari berbagai negara di Asia yang dilangsungkan setiap tahunnya itu dilaksanakan selama tiga hari yakni mulai Ahad-Selasa (2-4 Juni 2024) di Singapura.
Danny - sapaan akrab Ramdhan Pomanto mengatakan semua peserta saling berbagi pengalaman dan praktik baik atas upaya-upaya memperbaiki kehidupan masyarakat kota secara terpadu maupun secara inklusif.
Ia menyebut program Lorong Wisata yang dijalankannya merupakan inovasi kota yang berhasil mengubah lingkungan lorong menjadi lebih berdaya.
"Lorong yang tadinya kumuh menjadi ruang-ruang tamu kota yang indah, hijau dan produktif," katanya.
Dia menjelaskan Lorong Wisata (Longwis) memiliki cakupan yang lebih luas dan bukan sekadar destinasi wisata baru. Program ini pula sebagai salah satu upaya Pemkot Makassar memulihkan ekonomi berbasis masyarakat.
"Longwis merupakan sebuah multi inovasi yang melibatkan masyarakat secara keseluruhan sehingga masyarakat diberdayakan dengan adanya kemandirian berwirausaha di lorong-lorong," jelas Danny Pomanto.
Begitu pun dengan upaya Pemkot Makassar menuju kota rendah karbon (low carbon city).
Makassar telah menjalankan program resilient dan low carbon city untuk menangani dampak perubahan iklim. Cita-cita kota rendah karbon ini, ujar Danny, harus berawal dari lorong-lorong juga.
"Persoalan emisi karbon ini intinya ialah perilaku manusia. Semua ini terjadi (emisi karbon) karena perilaku manusia," ucapnya.
Dengan berkembangnya sirkulasi ekonomi, membuat masyarakat berdaya dan mandiri serta menjadikan lingkungan hijau sehingga membantu menurunkan emisi karbon di udara.
Danny menambahkan pengalaman-pengalaman kota-kota di dunia ini penting sebagai bahan belajar kota-kota lain yang menghadapi isu serupa.
"Oleh karena itu WCS menjadi ajang internasional yang sangat penting bagi kota," harapnya.