Mamuju (ANTARA) - Kapolda Sulawesi Barat Inspektur Jenderal Polisi Adang Ginanjar meluncurkan program penanggulangan stunting terintegrasi melalui kampung binaan di Desa Bambu, Kabupaten Mamuju.
"Di kampung binaan itu ada posyandu yang aktif memberikan pelayanan kepada anak-anak dan ibu hamil, sehingga upaya penurunan angka stunting terus berlanjut," kata Adang Ginanjar di sela peluncuran program penanggulangan stunting terintegrasi di Mamuju, Rabu.
Kapolda mengatakan bahwa program itu melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, serta masyarakat setempat.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Stunting adalah masalah kompleks yang membutuhkan kolaborasi dari semua pihak," ujar Adang Ginanjar.
Program penanggulangan stunting tersebut, kata Kapolda, mencakup beberapa langkah strategis, di antaranya melakukan pemetaan daerah-daerah dengan prevalensi stunting tertinggi untuk mengidentifikasi akar masalah dan intervensi yang tepat.
Kemudian, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang dan perilaku hidup sehat sejak dini, sehingga masyarakat betul-betul paham betapa pentingnya asupan gizi yang cukup dan perilaku hidup sehat dalam mencegah stunting.
"Program penanggulangan stunting terintegrasi ini diharapkan mampu menurunkan angka prevalensi stunting di Sulbar dan pentingnya peran aktif semua pihak dalam keberhasilan program ini," kata Adang Ginanjar.
Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Sulbar Komisaris Besar Polisi dr Effri Susanto menyampaikan bahwa program penanganan stunting tersebut merupakan atensi dari Kapolda Sulbar.
Bidang Dokkes Polda Sulbar, lanjutnya, segera menjalankan dan mendukung program tersebut dengan melakukan pendampingan terhadap Dinas Kesehatan, bagaimana membuat percontohan yang menarik dan dapat menarik masyarakat ke posyandu.
"Animo masyarakat untuk datang ke posyandu itu rendah. Jadi, melalui kegiatan seperti ini akan kita galakkan dengan kemasan yang menarik, sehingga masyarakat senang saat datang ke posyandu memeriksakan kesehatannya," ujar Effri Susanto.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat agar dapat lebih peduli kepada kesehatan, khususnya kesehatan pada anak yang berisiko stunting.
"Mari kita saling peduli pada tumbuh kembang generasi kita tanpa pamrih untuk Indonesia kuat dan Indonesia pulih kembali," kata Effri Susanto.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polda Sulbar luncurkan program penanggulangan stunting terintegrasi
Berita Terkait
Pemprov Sulbar menargetkan penurunan stunting 20 persen
Sabtu, 29 Juni 2024 13:21 Wib
PKK Sulbar kampanyekan gerakan makan ikan segar
Kamis, 20 Juni 2024 13:33 Wib
Dinsos Sulsel kerahkan 1.147 pendamping PKH guna tekan stunting
Sabtu, 4 Mei 2024 18:06 Wib
Dinsos minta tim PKH dukung penurunan prevalensi stunting di Makassar
Rabu, 1 Mei 2024 20:37 Wib
Prevalensi stunting di Pinrang Sulsel turun 3,3 persen pada 2023
Rabu, 1 Mei 2024 17:51 Wib
Angka stunting di Sulawesi Barat turun 4,7 persen
Rabu, 20 Maret 2024 16:48 Wib
BKKBN: Prevalensi stunting di Barru paling rendah di Sulsel
Rabu, 3 Januari 2024 1:12 Wib
Pemprov dan BKKBN Sulsel gunakan buku pedoman percepatan penurunan stunting
Minggu, 31 Desember 2023 23:20 Wib