Kemenag Sulsel menekankan paslon hindari politik identitas dan SARA
Makassar (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Sulawesi Selatan Muhammad Tonang meminta kepada seluruh pasangan calon yang sudah mengambil nomor urut agar menghindari politik identitas dan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) di Pilkada 2024.
"Kita bersama-sama telah menyaksikan pengambilan dan penetapan nomor urut para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dan kami berharap agar semua paslon, siapa saja dan dimana saja agar menghindari politik identitas maupun politik SARA," ujarnya di Makassar, Senin.
Muhammad Tonang yang turut menyaksikan penandatangan ikrar Pilkada Damai tersebut, berharap Pilkada di Sulsel pada November tahun ini dapat berlangsung tertib, damai dan kondusif.
“Nuansa pengundian dan penetapan nomor urut paslon hari ini sangat kondusif. Semoga ini menjadi gambaran akan terciptanya pilkada yang tertib dan damai di Sulsel November nanti,” harap Tonang.
Dia menuturkan semua paslon hendaknya menghindari politik identitas dan politik SARA selama masa kampanye, namun lebih mengedepankan kampanye politik berlandaskan visi dan misi yang menjadi program kerja dari para paslon.
“Kita semua tentu menghendaki pilkada damai. Hindari politik identitas selama masa kampanye karena berpotensi membenturkan masyarakat akar rumput. Prinsip-prinsip demokrasi yang sehat itu menghargai pluralisme dan toleransi,” terangnya.
Selain itu, menurut Tonang, menghembuskan isu perbedaan suku, agama, dan ras (SARA) adalah praktik yang tidak etis dalam politik, karena dapat mengancam kesatuan sosial, memicu konflik, dan merusak proses demokrasi.
"Pilkada ini harus kita sukseskan bersama. Kementerian Agama sebagai garda terdepan penjaga spiritualitas bangsa akan senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat melalui penyuluhan dan pembinaan, dengan harapan Pilkada dapat berlangsung aman dan lancar," tuturnya.
Khusus kepada ASN Kementerian Agama Sulsel, Tonang menegaskan agar menjaga netralitas dan tidak terlibat politik praktis jelang maupun selama Pilkada berlangsung.
“Regulasinya sangat jelas bahwa ASN tidak boleh terlibat politik praktis dan jangan coba-coba berpihak. Saya wanti-wanti kepada seluruh ASN Kemenag Sulsel untuk menjaga netralitas, karena ini merupakan kunci terciptanya demokrasi yang sehat dan berintegritas,” ucap dia.
Pada penetapan nomor urut Pilgub Sulsel tersebut berlangsung dalam rapat pleno terbuka yang digelar di Hotel Claro Makassar. Paslon Moh. Ramdhan Pomanto dan Azhar Arsyad (Danny-Azhar) yang mendapatkan nomor urut 1, sedangkan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma) nomor 2.
"Kita bersama-sama telah menyaksikan pengambilan dan penetapan nomor urut para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dan kami berharap agar semua paslon, siapa saja dan dimana saja agar menghindari politik identitas maupun politik SARA," ujarnya di Makassar, Senin.
Muhammad Tonang yang turut menyaksikan penandatangan ikrar Pilkada Damai tersebut, berharap Pilkada di Sulsel pada November tahun ini dapat berlangsung tertib, damai dan kondusif.
“Nuansa pengundian dan penetapan nomor urut paslon hari ini sangat kondusif. Semoga ini menjadi gambaran akan terciptanya pilkada yang tertib dan damai di Sulsel November nanti,” harap Tonang.
Dia menuturkan semua paslon hendaknya menghindari politik identitas dan politik SARA selama masa kampanye, namun lebih mengedepankan kampanye politik berlandaskan visi dan misi yang menjadi program kerja dari para paslon.
“Kita semua tentu menghendaki pilkada damai. Hindari politik identitas selama masa kampanye karena berpotensi membenturkan masyarakat akar rumput. Prinsip-prinsip demokrasi yang sehat itu menghargai pluralisme dan toleransi,” terangnya.
Selain itu, menurut Tonang, menghembuskan isu perbedaan suku, agama, dan ras (SARA) adalah praktik yang tidak etis dalam politik, karena dapat mengancam kesatuan sosial, memicu konflik, dan merusak proses demokrasi.
"Pilkada ini harus kita sukseskan bersama. Kementerian Agama sebagai garda terdepan penjaga spiritualitas bangsa akan senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat melalui penyuluhan dan pembinaan, dengan harapan Pilkada dapat berlangsung aman dan lancar," tuturnya.
Khusus kepada ASN Kementerian Agama Sulsel, Tonang menegaskan agar menjaga netralitas dan tidak terlibat politik praktis jelang maupun selama Pilkada berlangsung.
“Regulasinya sangat jelas bahwa ASN tidak boleh terlibat politik praktis dan jangan coba-coba berpihak. Saya wanti-wanti kepada seluruh ASN Kemenag Sulsel untuk menjaga netralitas, karena ini merupakan kunci terciptanya demokrasi yang sehat dan berintegritas,” ucap dia.
Pada penetapan nomor urut Pilgub Sulsel tersebut berlangsung dalam rapat pleno terbuka yang digelar di Hotel Claro Makassar. Paslon Moh. Ramdhan Pomanto dan Azhar Arsyad (Danny-Azhar) yang mendapatkan nomor urut 1, sedangkan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma) nomor 2.